Dark/Light Mode

Bukan Sekadar Bangun Mobilitas

MRT Jadi Gaya Hingga Kualitas Hidup Masyarakat Perkotaan

Sabtu, 9 September 2023 19:40 WIB
Sejumlah penumpang tampak memadati gerbong MRT. (Foto:  Dok. MRT Jakarta)
Sejumlah penumpang tampak memadati gerbong MRT. (Foto: Dok. MRT Jakarta)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebanyak 12.530 penumpang per jamnya tercatat memadati stasiun MRT setiap harinya di jam-jam sibuk (peak hour). Sementara, di jam tidak sibuk alias (non-peak hour) sebanyak 3.671 penumpang menggunakan MRT. Sejak dibuka pertama kali pada 24 Maret 2019 hingga 31 Juli 2023, jumlah penumpang MRT mencapai 79.371.564.

Total rata-rata penumpang MRTJ di weekday sebanyak 110.849 orang, di hari weekend, rata-rata jumlah penumpang pun melesat mencapai 67.601 penumpang.

MRT Jakarta menjaga dan meningkatkan kualitas layanan untuk menciptakan kesinambungan dan kepercayaan pelanggan. Tahun 2022 ridership mencapai 54.181. Hingga Juli 2023 sudah mencapai 85.279,” jelas Operation & Maintenance Director PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhammad Effendi dalam sesi kelas MFP (MRT Fellowship Program) di Jakarta, Rabu (30/8).

Ia mengatakan, kapasitas load factor MRT Jakarta juga saat ini telah optimal pada peak hour dan masih dapat mengakomodasi peningkatan penumpang khususnya pada jam non-sibuk (non-peak hour).

Baca juga : Buka Bazar Murah, Ibas Berharap Jadi Ajang Lestarikan Kreativitas Dan Budaya

Bahkan secara cost diakui Effendi, juga tidak menimbulkan penambahan cost operasi trainset di sisi layanan MRT dengan adanya penambahan penumpang di jam non sibuk.

Pihaknya mencatat, pada saat weekday peak hour pagi stasiun dengan traffic ridership tertinggi dapat mencapai jumlah penumpang melebihi 14.000 penumpang/stasiun, sedangkan pada weekend peak hour dapat melebihi 7.000 penumpang/stasiun.

Effendi memastikan, dengan optimalisasi yang terus dilakukan pihaknya, MRT pun sukses meraih keunggulan pelayanan dan indeks kepuasan pelanggan yang semakin meningkat.

“Indeks Kepuasan Pelanggan MRT Jakarta setara dengan industri otomotif dan relatif lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri lain di Indonesia,” ungkapnya.

Baca juga : Elektabilitas Ganjar Rebound!

MRT Jakarta memiliki NPS score sebesar 76. Di mana hal ini mencerminkan kesediaan penumpang untuk mempromosikan dan menarik orang lain untuk menggunakan layanan tersebut.

Effendi mengatakan, salah satu keunggulan MRT yang saat ini menjadi pilihan banyak masyarakat adalah, reposisi layanan untuk menunjang gaya hidup perkotaan pengguna yang sehat dan ramah lingkungan melalui poros urban platformer-city regenerator.

Hal itu menjadi bagian dari strategi Program Pull Ridership oleh MRT Jakarta. Pihaknya, lanjut dia, memiliki strategi mengubah posisi layanan dari perspektif pengguna. Dari berfokus pada stasiun dan penyedia layanan transportasi dasar menuju penciptaan gaya hidup.

“MRTJ sebagai penggerak gaya hidup perkotaan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mobilitas sebagai penggerak ekonomi bagi kawasan TOD (Transit Oriented Development) atau Kawasan Berorientasi Transit sekitarnya,” ucap Effendi.

Baca juga : Gus Nusantara Ganjar Ngaji Bareng Lintas Komunitas, Dari Mobil Hingga Pecinta Hewan

Ia mengatakan, saat ini program-program pull ridership MRT Jakarta mengkontribusi 35,3 persen dari total ridership. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan kontribusi program pull di metro global lainnya yang hanya mengkontribusi sekitar 5-10 persen.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.