Dark/Light Mode

Potong Gaji 50 Persen, Garuda Megap-megap

Sabtu, 18 April 2020 06:44 WIB
Ilustrasi maskapai penerbangan Garuda Indonesia. (Foto: Humas Kemenpar)
Ilustrasi maskapai penerbangan Garuda Indonesia. (Foto: Humas Kemenpar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Virus corona membuat maskapai Garuda Indonesia megap-megap. Keuntungan perusahaan dari bisnis penerbangan anjlok. Demi bertahan hidup, gaji karyawan dipotong 50 persen selama 3 bulan.

Keputusan pemotongan gaji itu disampaikan langsung Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero), Irfan Setiaputra. Meskipun berat, Irfan mengaku tidak ada pilihan lain selain memangkas gaji karyawan. Dia menjelaskan, pemotongan gaji ini dilakukan secara proporsional dan menyasar semua level. Mulai dari staf hingga direksi. “Besarannya mulai dari 10 persen untuk level staf hingga 50 persen untuk direksi,” kata Irfan dalam keterangannya, kemarin.

Keputusan pemotongan gaji ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor JKTDZ/ SE/70010/2020. Pemotongan gaji tersebut berlaku efektif April-Juni 2020. Gaji Direksi dan Komisaris yang paling besar dipangkas, yakni 50 persen dari take home pay. Sementara untuk level Vice President, Captain, First officer, Flight Service Manager, gaji dipotong 30 persen. Level Senior Manager, gaji dipotong 25 persen. Untuk Flight Attendant, Expert dan Manager, gajinya dipangkas 20 persen. Duty Manager dan Supervisor, dipangkas 15 persen. Sedangkan staf dan siswa, dipangkas 10 persen.

Namun Irfan menyebut, kebijakan ini hanya bersifat penundaan. Maksudnya, kalau nanti kondisi keuangan sudah membaik, perusahaan akan mengembalikan akumulasi dari gaji yang di potong. Irfan berharap, kebijakan ini bisa membuat maskapai plat merah itu bertahan dan tetap beroperasi melayani masyarakat. Baik dari sisi layanan logistik, maupun operasional penerbangan. “Untuk THR, kami akan tetap berikan sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.

Baca juga : Dampak Covid-19, Bos ITF Potong Gaji 30 Persen

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga tidak ikut campur dengan keputusan Garuda. Kata dia, pemotongan gaji karyawan Garuda merupakan kebijakan internal. “Itu keputusan internal Garuda dan manajemen Garuda. Itu pasti ada hitung hitungan sendiri kenapa pemotongan dilakukan dan Kementerian BUMN menyerahkan semuanya kepada kebijakan internal Garuda,” jawab Arya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengakui, ada tiga perusahaan pelat merah yang berpotensi terkena dampak besar dari pandemi corona. Tiga BUMN tersebut adalah PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tbk, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Tbk. Atas dampak besar itulah, Ia meminta BUMN siap merugi.

Sementara itu, pengamat penerbangan Arista Atmadjati menilai kebijakan pemotongan gaji memang sudah seharusnya dilakukan. Bahkan, hitungannya keputusan ini terbilang terlambat. “Sudah telat timing-nya,” ujarnya lewat pesan WhatsApp, tadi malam.

Harusnya, kata dia, langkah pemotongan gaji sudah dilakukan sejak Februari. Setelah wabah yang bermula dari Wuhan, China itu mulai merebak sejak Desember tahun lalu. Lagi pula, pemotongan gaji terbesar, yakni 50 persen di jajaran direksi menurutnya juga tidak banyak menolong perusahaan. Sebab, jumlahnya tidak lebih dari 10 orang.

Baca juga : Hindari Bangkrut, El Real Potong Gaji 20 Persen Pemain

Ia meyakini, pemotongan gaji ini juga tidak murni karena wabah Covid 19. Akan tetapi kombinasi masalah lain yang ada di internal Garuda. “Utang-utang sukuk bond internal mau jatuh tempo, low season Januari sampai Aprill 2020. Tambah Covid-19, ambyar deh Garuda,” tambahnya.

Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi Garuda Indonesia. Sebab, virus corona memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap sektor pariwisata sehingga berpengaruh terhadap sektor penerbangan. Imbasnya, permintaan penumpang mengalami penurunan yang berpotensi menekan laba bersih Garuda Indonesia tahun ini.

Kabar pemotongan gaji karyawan Garuda juga mendapat sorotan dari warga dunia maya. Di Twitter, banyak netizen kaget. Mereka tidak menyangka maskapai plat merah sebesar Garuda Indonesia, harus mengirit dengan potong gaji. Akun @Ngebutmaut turut prihatin. “Ya ampun gaji karyawan Garuda dipotong 50%? Bhkn level staffnya jg kena dipotong? Kasihan amat Garuda, kode keras bakal turun nih,” cuit nya. “Perusahaan plat merah yg biasa terbang tinggi kali ini harus terbang rendah dan mengirit,” timpal @ayung p2p. “Haduh jd ikut deg2an,” kicau @nielanie.

Politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean juga ikut berkomentar soal Garuda. Lewat akun Twitternya @ FerdinandHaean2, dia mendukung kebijakan pemotongan gaji karyawan Garuda ini.

Baca juga : McLaren Potong Gaji Untuk Perangi Covid-19

“Saatnya tiba karyawan untuk berkorban menolong perusahaan. Selama ini perusahaan sudah memberi cukup banyak. Ketika kondisi lagi berat seperti ini, maka pengorbanan kita perlu agar perusahaan tidak mati dan berujung lebih berat yaitu PHK. Ayo semangat Garuda..!!,” tulisnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.