Dark/Light Mode

Produksi Jagung Diramal Tembus 29,93 Juta Ton

Jumat, 22 Februari 2019 08:06 WIB
Produksi jagung diprediksi terus meningkat. (Foto : istimewa)
Produksi jagung diprediksi terus meningkat. (Foto : istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Petani jagung memprediksi produksi jagung tahun ini mencapai 29,93 juta ton. Pengamat berharap jumlah tersebut tercapai dengan data yang tidak simpang siur. Sehingga penyerapan jagung petani berjalan lancar.

Asosiasi Petani Jagung Indonesia menyebut konsumsi nasional sepanjang tahun 2019 bisa mencapai 23,25 juta ton. Jumlah tersebut berada di bawah produksi yang ada sehingga berpotensi surplus. “Sedangkan untuk produksi Diperkirakan bisa mencapai 29,93 juta ton,” ujar Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia, Sholahuddin dalam keterangannya.

Dari data tersebut, produksi jagung nasional diperkirakan akan kembali mengalami surplus. “Proyeksi ini kami harapkan tidak meleset,” katanya.

Baca juga : Wow, Kucing Lagerfeld Kecipratan Warisan 273 Juta Dolar AS

Presidium Agri Watch Dean Novel mengatakan, petani memiliki formula perhitungan sendiri. Penurunan produksi bisa terjadi jika penyerapan jagung petani untuk pakan mengalami penurunan. “Mudah-mudahan sesuai prediksi. Bisa menurun kalau yang tadinya 50 persen sebagai bahan pakan maka mereka turunkan menjadi hanya 35 persen. Artinya, akan ada penurunan 15 persen. Kalau ini kan terjadi sejak bulan November kemarin ya,” kata Dean kepada Rakyat Merdeka, usai diskusi yang di Kemenko Perekonomian, kemarin.

Dia memandang, kalau kondisi ini masih terulang lagi di tahun ini, maka permintaan terhadap jagung bisa terkoreksi 15 persen. “Ya mudah-mudahan balik ke 50 persen kalau mereka konsisten pakai hanya 35 persen ini mengkhawatirkan juga karena nanti produksi jagung petani kita khawatir tidak terserap,” tegasnya.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menuturkan, neraca pangan strategis yang seimbang membutuhkan data akurat. Tidak terkecuali, jagung yang selama ini kerap menjadi pembicaraan publik karena banyak data bermunculan.

Baca juga : NU Terluka

Susiwijono mengatakan, neraca pangan strategis yang akurat dibutuhkan sebagai landasan pengambilan keputusan, terkait masalah pangan strategis di tingkat pemerintah pada rapat koordinasi Kemenko Perekonomian. Sebab, berbicara pangan seperti jagung, akan melibatkan berbagai pihak dengan ragam kepentingan. “Dari produsen hingga peternak,” katanya.

Saat mengambil keputusan, Susiwijono menjelaskan, pemerintah harus menjaga kepentingan produsen dan konsumen. Termasuk di dalamnya adalah peternak sebagai pihak yang memanfaatkan produksi jagung untuk pakan ternak. Untuk menyeimbangkan kepentingan ini, kuncinya adalah akurasi data.

Susi mengakui, kepentingan pada posisi berbeda tersebut membuat proses pengambilan keputusan tidak mudah. Keputusan harus seimbang yang mampu mewakili kepentingan pihak produsen maupun konsumen. “Kalau harga terlalu tinggi, nanti beratkan peternak. Sebaliknya, kalau terlalu rendah, rugikan produsen,” katanya.

Baca juga : Kemendagri Klaim Perekaman E-KTP Tembus 97 Persen

Sementara itu, Ketua Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) Yeka Hendra Fatika mengatakan, berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) kebijakan impor jagung pakan ternak di masa kepemimpinan Jokowi mengalami penurunan. Meski tercatat turun, namun imbas dari penurunan jagung ini membuat dampak lain. Salah satunya yakni dengan mengimpor gandum. Saat impor jagung dikendalikan, otomatis para peternak mencari alternatif lain untuk pakan ternaknya.

“Pak Jokowi bilang impor jagung sudah berhasil diturunkan itu fakta, bukan hoaks. Tetapi yang perlu publik tahu juga impor gandum untuk pakan itu meningkat, karena jagungnya dikendalikan,” katanya.

Yeka juga mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati dalam mengelola isu jagung. Menurut dia, jagung atau padi biasanya digunakan di lahan yang sama, sehingga biasanya petani dalam satu musim bisa saja menanam padi setelah menanam jagung. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.