Dark/Light Mode

Bangkitkan Industri Kreatif Dan Film, Kolaborasi PFN Gelar VVP 2020

Senin, 7 Desember 2020 09:00 WIB
Direktur Utama Perum Produksi Film Negara, Judith J Dipodiputra,  memberi sambutan di acara pembukaan Vital Voices Festival 2020 di Studio4 Perum Produksi Film Negara didampingi SEVP SDM,  Strategi dan Keuangan, Perum PFN, Hery Sofiaji,  Sabtu (5/12). (Foto: Istimewa)
Direktur Utama Perum Produksi Film Negara, Judith J Dipodiputra, memberi sambutan di acara pembukaan Vital Voices Festival 2020 di Studio4 Perum Produksi Film Negara didampingi SEVP SDM, Strategi dan Keuangan, Perum PFN, Hery Sofiaji, Sabtu (5/12). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Selain itu, PFN juga sinergi untuk mengunakan platform MAXstream untuk penayangan program Bioskop Rakyat. MAXstream adalah aplikasi video yang menampilkan ribuan film dan serial TV dari MAXstream Original, HBO GO, iflix, MyPlay, NOMO, Starvision, Sushiroll, Vidio, VIU dan sebagainya.

Vital Voices Festival ini berkolaborasi dengan BUMN lain di antaranya BRI, BNI, Bank Mandiri, Pupuk Indonesia Holding Company, PT Pertamina, Pegadaian, Perum Bulog, Semen Indonesia Group, Telkomsel, Asuransi Jamkrindo, Asuransi Askrindo dan RNI.

Baca juga : Jokowi Minta BI Tingkatkan Kontribusi Dalam Reformasi Fundamental

Selain itu juga didukung oleh PT PNM, PT HIN, PT Jasindo, LinkAja, Metro TV, Rapel, Jamu Jago, Merah putih Coffee, Kopi Tanah Air Kita dan PAFINDO, LKBN Antara, PT.PAL, PT Jasa Raharja, Perum Jasa Tirta II, Sarinah, BBPLK Bekasi Kemnaker, Water and Renewable Energy Learning Centre Perum Jasa Tirta II, Binus University, Politeknik Gajah Tunggal, London School of Public Relation, SINEMATEK, DFI, Viu Indonesia, MURI, LSF, PT. Paragon Technology & Innovation, Agradaya, dan Fingram.

Direktur Utama Perum PFN, Judith J Dipodiputro mengatakan, pandemi Covid-19 menimbulkan peningkatan penangguran dan kemiskinan. Untuk itu, perbaikan kebijakan pada sisi demand diperlukan untuk menggerakan perekonomian. “Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk mengurangi dampak Covid-19 terhadap perekonomian," ucapnya.

Baca juga : Ringankan Industri Di Tengah Pandemi, Apkasindo Minta Bea Keluar Sawit Di Tunda

Selain penanganan krisis kesehatan, pemerintah juga menjalankan Program PEN sebagai respon upaya untuk menstimulus perekonomi di berbagai bidang, termasuk di sektor industri kreatif.

Menurut Judith, kebutuhan tenaga kerja di sektor industri kreatif diproyeksikan akan naik hingga melampaui delapan persen sampai tahun 2035 mendatang. Jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif di Indonesia akan cukup besar jika dibandingkan negara-negara lain.

Baca juga : Bangkitkan Industri Perfilman, Perum PFN Gelar VVF 2020

Sebagai pembanding di Indonesia ada 14 persen tenaga kerja ekonomi kreatif, sementara di Asia Pasifik ada 43 persen, Eropa 26 persen, Amerika Utara 16 persen, Amerika Latin 7 persen, Afrika dan Timur Tengah sebesar 8 persen. Terlebih di era industri 4.0, di mana sektor industri dituntut untuk memanfaatkan teknologi canggih atau digitalisasi sehingga bisa meningkatkan kapasitas dan kualitas produk secara lebih efisien.

Untuk itu lanjut Judith, agar meningkatkan demand dan pertumbuhan ekonomi terutama dibidang industri kreatif di tengah pandemi Covid-19 diperlukan upaya sinergis melibatkan seluruh stakeholder terkait. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.