Dark/Light Mode

Kinerja Loyo Karena Terlalu Agresif

BUMN Karya Tak Mau Gontok-gontokan Lagi

Minggu, 18 April 2021 05:47 WIB
Gedung BUMN. (Foto : Istimewa).
Gedung BUMN. (Foto : Istimewa).

 Sebelumnya 
Budi mengungkapkan, ada beberapa masalah yang selama ini cukup merepotkan kinerja perusahaan sektor karya atau konstruksi. Seperti persaingan usaha pada usaha penyedia jasa konstruksi bagi pemerintah. Ber­dasarkan peraturan, BUMN yag ingin masuk, harus melalui selek­si persaingan yang cukup ketat.

Persaingan inilah, lanjut Budi, yang menyebabkan risiko bagi perusahaan pelat merah itu. “Dampaknya dari persaingan ini adalah BUMN Karya tidak bisa mendapatkan harga berkualitas baik,” akunya.

Baca juga : Mulai Sabtu Besok, Macron Tarik Rem Darurat Lagi

Selain itu, bisnis BUMN Karya sangat rentan dan berisiko pada perubahan ekonomi. Menurut Budi, setiap perubahan di bidang ekonomi akan berdampak pada bisnis jasa konstruksi ini.

Terkait persoalan finansial, Budi menjelaskan hal itu dise­babkan BUMN Karya melakukan investasi di bidang yang masih belum layak secara finansial. Imbasnya, perseroan terpaksa menggunakan dana-dana pinja­man alias utang untuk membiayai proyek tersebut. Selain, penyebab masalah keuangan karena may­oritas BUMN bergerak di bisnis properti. Bisnis ini menuntut ketersediaan lahan dalam jumlah besar. Karenanya, BUMN Karya terpaksa menyediakan lahan tersebut menggunakan dana ber­sumber dari utang.

Baca juga : Cicak Vs Buaya Tak Ada Lagi Ceritanya

Sementara, lanjutnya, tren bisnis properti kerap kali naik turun, se­hingga menimbulkan risiko yang cukup besar. Itu mengapa akhirnya mengakibatkan bunga naik tiap tahun, sehingga akan dikapitalisasi dalam harga properti tadi, sehingga properti yang dihasilkan akan memiliki HPP (Harga Pokok Produksi) yang tinggi. “HPP ini akan berada jauh di atas daya beli masyarakat,” ujar Budi.

Divestasi Proyek

Baca juga : BUMN Buru Dana Lewat Surat Utang

Untuk menghadapi persoalan keuangan, Budi mengatakan, HK berencana melakukan divestasi atau menjual ruas jalan tol yang sudah beroperasi pada investor. Selanjutnya, hasil penjualan atau divestasi dari ruas tersebut akan di­gunakan untuk mengurangi utang.

“Kami akan melakukan re­cycle, jadi beberapa ruas yang sudah operasi yang sudah cukup bagus seperti Medan-Binjai, Bakauheni-Palembang, dan Pekanbaru-Dumai ini akan kami tawarkan pada investor lain untuk diambil,” jelasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.