Dark/Light Mode

Kebut Pemulihan Kinerja, Garuda Optimalkan Momentum Pertumbuhan Ekspor Nasional

Jumat, 16 Juli 2021 11:16 WIB
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia (Foto: Dok. Garuda)
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia (Foto: Dok. Garuda)

 Sebelumnya 
Lini bisnis kargo menjadi salah satu tumpuan utama pendapatan usaha Garuda Indonesia, di tengah penurunan trafik angkutan penumpang yang terjadi merupakan imbas kondisi pandemi yang berlangsung sejak tahun lalu. Ini berpengaruh signifikan terhadap performa kinerja finansial perusahaan sepanjang tahun 2020.

Melalui penyampaian laporan keuangan tahun buku 2020, Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan usaha sebesar 1,4 miliar dolar AS yang ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal 1,2 miliar dolar AS, pendapatan penerbangan tidak berjadwal 77 juta dolar AS, dan lini pendapatan lainnya sebesar 214 juta dolar AS.  

Garuda Indonesia juga mencatatkan penurunan beban operasional penerbangan sebesar 35,13 persen menjadi 1,6 miliar dolar AS dibanding tahun 2019, yang tercatat 2,5 miliar dolar AS.

Baca juga : Kemajuan IPTEK Dorong Pertumbuhan Ekonomi Dan Inovasi

Hal tersebut turut ditunjang oleh langkah strategis efisiensi biaya. Salah satunya dicapai, melalui upaya renegosiasi sewa pesawat maupun efisiensi biaya operasional penunjang lainnya yang saat ini terus dioptimalkan oleh perusahaan.

Melalui upaya tersebut, Garuda Indonesia berhasil melakukan penghematan beban biaya operasional hingga 15 juta dolar AS per bulannya.

Menyikapi catatan disclaimer (opini tidak memberikan pendapat) Laporan Keuangan Garuda Indonesia tahun buku 2020, pada prinsipnya BUMN penerbangan itu menghargai independensi auditor yang mencatatkan keterangan tersebut, dalam pembukuan laporan kinerja keuangan sepanjang tahun 2020.

Baca juga : Ada PPKM Darurat, Airlangga Pangkas Target Pertumbuhan Ekonomi

Catatan disclaimer itu diberikan dengan pertimbangan aspek keberlangsungan usaha, yang menjadi perhatian auditor di tengah upaya restrukturisasi yang dijalankan perusahaan sebagai langkah pemulihan kinerja.

"Hal tersebut merupakan realitas bisnis yang tidak dapat terhindarkan di tengah tekanan kinerja usaha. Imbas kondisi pandemi yang mengantarkan industri penerbangan dunia ke level terendah sepanjang sejarah. Penumpang internasional mengalami penurunan drastis lebih dari 60 persen, selama tahun 2020," jelas Irfan.

Situasi ini membawa trafik perjalanan lalu lintas udara internasional kembali ke level trafik lalu lintas udara, pada tahun 2003.

Baca juga : Dukung PPKM Darurat, Garuda Sesuaikan Layanan Operasional

"Ini adalah sebuah kemunduran signifikan dari industri penerbangan, yang telah berkembang pesat selama 10 tahun terakhir. Kondisi itu turut tergambarkan pada kinerja usaha Garuda Indonesia, yang saat ini terdampak signifikan pada aspek keberlangsungan usaha," tutur Irfan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.