Dark/Light Mode

Promosikan Kopi Indonesia, Pelaku Industri Kopi Perlu Kolaborasi Dengan Pemerintah

Senin, 19 Juli 2021 15:09 WIB
Diskusi bertema Trend harga kopi dan dampaknya bagi petani dan Pelaku Bisnis Kopi di hilir, yang diselenggarakan Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI), Sabtu (18/7). (Foto: Kemenlu RI)
Diskusi bertema Trend harga kopi dan dampaknya bagi petani dan Pelaku Bisnis Kopi di hilir, yang diselenggarakan Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI), Sabtu (18/7). (Foto: Kemenlu RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelaku industri kopi perlu berkolaborasi dengan kementerian/lembaga, dan perwakilan RI di luar negeri untuk mempromosikan kopi specialty Indonesia di niche market.

Hal ini disampaikan Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI) dalam diskusi bertema 'Trend harga kopi dan dampaknya bagi petani dan Pelaku Bisnis Kopi di hilir', Sabtu (18/7).

Diskusi ini merupakan upaya ASKI untuk memperkuat industri kopi nasional yang lebih kuat di masa pandemi.

Baca juga : Mengerikan, Kasus Covid-19 Di Indonesia Didominasi Varian Delta

"Kami mengajak seluruh pelaku industri kopi nusantara untuk bersinergi dan bekerja sama mempersiapkan industri kopi nasional menjadi lebih kuat dan berkelanjutan di masa pasca pandemi," ujar Ketua Umum ASKI, I Ketut Putrayasa, yang membuka acara diskusi. 

Pendiri SERVIA, DPD ASKI Jatim, Fitria Puspita Sari yang mewakili pengusaha mengungkapkan, adanya pandemi Covid-19 yang direspons dengan kebijakan lockdown di berbagai negara, membuat nilai tawar atau bargaining position petani kopi rendah.

"Hal ini masih diperparah dengan kewajiban sertifikasi negara pengimpor kopi," ujar Fitria.

Baca juga : Di Amerika, Indonesia Tegaskan Komitmen Tangani Pandemi

Sementara Direktur Manajemen Industri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Dr Anggara Hayun Anujuprana yang mewakili pemerintah memaparkan, saat ini Indonesia perlu membangun mata rantai pasok industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Mandalika.

Untuk itu, diperlukan matchmaking antara supply dan demand. Salah satu yang diandalkan dalam supply adalah kopi dan perhotelan.

"Pemberdayaan petani kopi antara lain adalah memberikan fasilitasi dan pelatihan dalam menyediakan ketersediaan barang," tutur Hayun.

Baca juga : Bangun Kapasitas Petani Kopi Subang, LPEI Luncurkan Desa Devisa

Selanjutnya, Bagas Hapsoro mewakili Tim Diplomasi Kopi membeberkan berbagai analisa tentang fluktuasi harga kopi di berbagai negara di Amerika Utara, Eropa, dan Asia.

Menurut mantan Duta Besar RI untuk Swedia itu, kebijakan lockdown yang dilakukan berbagai negara menyebabkan tidak maksimalnya restoran dan kafe. Hal ini berujung pada penurunan permintaan terhadap produk konsumsi, termasuk kopi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.