Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Jumlah Tabungan Di Atas Rp 100 Juta Meningkat
Kelas Menengah Atas Masih Tebal Koceknya
Senin, 9 Agustus 2021 05:15 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kepercayaan masyarakat kelas menengah ke atas terhadap perekonomian belum banyak berubah dibandingkan dengan masa awal Pandemi Covid-19. Mereka masih memilih menabung dan berinvestasi dibandingkan membelanjakannya.
Hal itu tercermin dari data kenaikan angka tabungan masyarakat di atas Rp 100 juta, yang baru-baru ini disampaikan Pemerintah.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy memastikan kondisi tersebut membuat pertumbuhan konsumsi sulit terkerek.
“Dampaknya ekonomi tidak banyak bergerak. Yang akhirnya, mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Artinya pemulihan ekonomi, pasti terhambat,” kata Yusuf kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Dia menjelaskan, sejak 2020 atau awal pandemi Covid-19, tren pertumbuhan simpanan sebenarnya terjadi pada semua segmen penghasilan. Hanya saja, masyarakat kelas menengah atas, memilih kesempatan lebih besar menyisihkan tabungannya karena memiliki sisa setelah digunakan untuk konsumsi. Masyarakat memilih menabung karena khawatir perekonomian mengalami perlambatan akibat pandemi.
Baca juga : Menkes Pede Target 2 Juta Vaksinasi Per Hari Tercapai
Selain menabung, Yusuf melihat, kelompok kelas menengah ke atas, banyak menggunakan kekayaannya untuk investasi. Makanya, banyak bermunculan lembaga investasi. Sayangnya, banyak masyarakat menjadi korban investasi bodong.
“Ini banyak dialami masyarakat di luar Jakarta. Dimana inklusi keuangan masih rendah sehingga lebih mudah tergiur saat ada tawaran investasi dengan bunga yang tinggi,” kata Yusuf.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan, jika masyarakat lebih banyak menyimpan uangnya dibanding membelanjakannya, maka pertumbuhan ekonomi tahun ini sulit terkerek.
“Karena, jika uang tidak dibelanjakan, bisa memengaruhi sektor konsumsi yang menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi,” kata Ani-sapaan akrab Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengungkapkan, saat ini tabungan di perbankan naik signifikan. Terutama milik masyarakat yang tabungannya lebih dari Rp 100 juta.
Baca juga : Perpustakaan Desa Harus Bisa Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Sementara, untuk tabungan di bawah Rp 100 juta, mengalami penurunan. Hal ini terjadi mungkin karena sudah banyak terpakai oleh masyarakat untuk bertahan hidup. Atau untuk menyelamatkan usaha yang mereka miliki.
Sementara, Ketua Dewan Komisioner OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Wimboh Santoso mengungkapkan, saat ini banyak orang takut menghamburkan uangnya.
Sehingga, dana masyarakat di sistem perbankan juga terus mengalami peningkatan. Hal ini, menurutnya, juga dipengaruhi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Tahun lalu, anggaran PEN mencapai Rp 695 triliun dan tahun ini Rp 744 triliun. Menurut Wimboh, kondisi ini pasti menambah jumlah uang beredar di masyarakat. Dan, juga menambah dana masyarakat di perbankan.
“Tidak heran dana di perbankan melimpah. Pertumbuhannya year on year pada Juli kemarin 11,28 persen. Padahal, sebelum Covid-19 pertumbuhan dana masyarakat itu hanya 6-7 persen,” imbuhnya.
Baca juga : Banyak Warga Bertahan Hidup Tanpa Penghasilan
Masalahnya, lanjut Wimbo, ketika likuiditas perbankan berlimpah seperti sekarang akan mempengaruhi suku bunga simpanan. Misalnya, biasanya suku bunga deposito berjangka 1 tahun sekitar 7 persen. Namun sekarang, hanya 5 persen, bahkan ada yang di bawah 4 persen.
Dengan jumlah uang yang meningkat tapi suku bunganya turun, masyarakat mencari alternatif instrumen lain yang memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Alhasil, tawaran instrumen investasi belakangan ini semakin berlimpah.
“Bahayanya, produk-produk investasi yang tidak jelas itu menawarkan imbal hasil yang sangat tinggi dengan risiko yang tinggi pula. Bahkan, ada juga yang ternyata bodong dan merugikan masyarakat,” pungkasnya. [NOV]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya