Dark/Light Mode

Tiru Singapura

RI Bakal Punya Pusat Kemampuan Digital

Senin, 27 Mei 2019 08:30 WIB
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto. (Istimewa)
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto. (Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bakal mendirikan Digital Capability Center (DCC) atau pusat kemampuan digital. Diharapkan, DCC bisa membantu Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam menerapkan digitalisasi.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, DCC guna meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor manufaktur di era industri 4.0.

“Rencana itu sedang dikonsepkan, dan dua tahun ke depan kita akan punya DCC,” ujar Airlangga dalam keterangannya, kemarin.

Ia mengatakan, pembangunan DCC akan bekerja sama dengan perusahaan konsultan manajemen multinasional McKinsey.

Baca juga : PLN Kalbar Suplai Listrik Ke Tambang Bauksit Antam

“Fasilitas ini perlu dibangun seiring dengan upaya pengembangan industri ke arah teknologi 4.0, karena di dalam negeri perlu dibangun juga device, network, dan application (DNA),” ugkapnya.

Airlangga menyebutkan, pembangunan DCC juga bakal berkolaborasi dengan lembaga penelitian dan pengembangan teknologi di Taiwan bernama Industrial Technology Research Institute (ITRI).

“Modelnya mungkin akan mirip dengan DCC yang sudah ada di Singapura. Kerja sama lebih lanjut antara ITRI dengan Kemenperin, terus kami follow-up."

Pembangunan DCC diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pelaku industri yang belum menerapkan digitalisasi terutama sektor IKM.

Baca juga : Diduga Lakukan Makar, Lieus Sungkharisma Diborgol

Menyongsong era industri 4.0, Kemenperin telah menunjuk proyek percontohan atau lighthouse industry bagi lima sektor unggulan yang ditetapkan di dalam Making Indonesia 4.0.

“Lima sektor besar prioritas pengembangan industri 4.0 pendekatannya menggunakan sector based. Pada sektor tersebut, akan diimplementasikan smart factory dengan implementasi internet of things (IoT), big data, digital printing dan tools lainnya yang merupakan bagian industri 4.0,” terangnya.

Beberapa perusahaan yang sudah menjadi percontohan dalam implementasi industri 4.0, yaitu PT Indolakto untuk sektor industri makanan dan minuman, PT Pupuk Kaltim untuk sektor industri kimia, PT Pan Brothers, Tbk untuk sektor industri tekstil dan pakaian, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia untuk sektor industri otomotif, serta PT Hartono Istana Teknologi untuk sektor industri elektronika.

Kemenperin meyakini, penerapan ekonomi digital akan mampu menciptakan peluang baru. Berdasarkan hasil penelitian McKinsey dan PricewaterhouseCoopers (PwC), ekonomi digital mampu meningkatkan nilai tambah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 150 miliar dolar AS pada tahun 2025.

Baca juga : KAHMI Harus Jadi Garda Terdepan Penjaga Persatuan Bangsa

Bahkan, pada 2025, Indonesia juga bakal membutuhkan sebanyak 17 juta tenaga kerja baru yang melek teknologi. Maka itu, mereka memerlukan skill baru, termasuk talenta yang berbeda dengan yang dimiliki sekarang.

“Program reskilling, retraining, vokasi dan politeknik menjadi prioritas pemerintah. Untuk itu, menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan program prioritas Presiden Joko Widodo untuk periode kedua,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.