Dark/Light Mode

Sampai Akhir Tahun, Stok Pupuk Subsidi Untuk Petani Aman

Jumat, 5 November 2021 09:10 WIB
Panen komoditas padi Program Makmur PT Pupuk Indonesia (Persero) di Ciasem, Subang, Jawa Barat, Senin (1/11). (Foto: Dok. Pupuk Indonesia)
Panen komoditas padi Program Makmur PT Pupuk Indonesia (Persero) di Ciasem, Subang, Jawa Barat, Senin (1/11). (Foto: Dok. Pupuk Indonesia)

 Sebelumnya 
"Dijamin nggak bakal ada kelangkaan. Isu kelangkaan pupuk subsidi yang kadang muncul biasanya datang dari pihak yang belum memahami bagaimana mekanisme penyaluran pupuk subsidi," tambah Gusrizal.

Lebih lanjut ia mengatakan, ketersediaan pupuk subsidi ini sudah diatur oleh Peraturan Menteri Pertanian.

Untuk mendapatkan pupuk subsidi, petani wajib tergabung dalam kelompok tani, menggarap lahan dengan luas maksimal dua hektar.

Begitu juga untuk menyusun dan menginput Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK), dan untuk wilayah tertentu, menggunakan Kartu Tani.

Baca juga : Jelang Akhir Tahun, Produksi Migas Subholding Upstream Capai 866 Ribu BOEFD

"Kita hanya menyalurkan karena porsi subsidi diatur Kementerian Pertanian. Maka beli pupuk subsidi berbeda dengan BBM yang siapa saja boleh dapat," jelasnya.

Jika petani yang belum memiliki Kartu Tani, menurutnya petani masih dapat menebus pupuk subsidi secara manual dengan bantuan petugas penyuluh lapangan (PPL) dari dinas pertanian setempat.

Sebagai produsen, lanjut Gusrizal, Pupuk Indonesia berkewajiban untuk menyalurkan pupuk subsidi sesuai penugasan atau alokasi yang ditetapkan pemerintah.

Pada 2021 alokasi pupuk subsidi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 49 Tahun 2020 sebesar 9,04 juta ton dan 1,5 juta liter pupuk organik cair.

Baca juga : Kado Akhir Tahun, Kinerja BPIP Positif

Gusrizal mengatakan jumlah stok pupuk subsidi secara nasional sebesar 1,32 juta ton per tanggal 2 November 2021. Angka tersebut setara 222 persen dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan pemerintah.

"Dari jumlah pupuk subsidi yang mencapai 1,32 juta ton, berasal dari Urea sebanyak 611.058 ton, pupuk NPK sebanyak 313.243 ton, pupuk, Organik 167.187 ton, pupuk SP-36 sebanyak 148.938 ton, dan pupuk ZA sebanyak 86.804 ton," ujarnya.

Dari sisi penyaluran, Gusrizal mengatakan bahwa realisasinya sudah mencapai 6,23 juta ton hingga tanggal 31 Oktober 2021. Angka tersebut setara dengan 68,9 persen dari total alokasi pupuk subsidi yang ditetapkan 9,04 juta ton.

Adapun rinciannya, pupuk Urea sebesar 2,79 juta ton, pupuk SP-36 sebesar 297,7 ribu ton, pupuk ZA sebesar 545,1 ribu ton, pupuk NPK sebesar 2,19 juta ton, dan pupuk Organik sebesar 406,1 ribu ton.

Baca juga : Resmi Nikahi Kekasih, Putri Mako Siap Jadi Rakyat Jelata

Gusrizal memastikan bahwa pabrik-pabrik yang dimiliki Pupuk Indonesia terus beroperasi dalam rangka memenuhi kebutuhan stok pupuk subsidi di tanah air. "Kami prioritaskan dalam negeri dulu," pungkas Gusrizal. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.