Dark/Light Mode

Eksklusif Dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia

Kue Ekonomi Harus Dinikmati Merata

Rabu, 21 September 2022 07:10 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kiri) saat podcast bersama Direktur Utama Rakyat Merdeka Kiki Iswara, di Kantor BKPM, Jakarta. (Foto: KHAIRIZAL ANWAR/RM)
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kiri) saat podcast bersama Direktur Utama Rakyat Merdeka Kiki Iswara, di Kantor BKPM, Jakarta. (Foto: KHAIRIZAL ANWAR/RM)

 Sebelumnya 
Untuk mendukung permodalan pengusaha lokal, Kementerian Investasi merekomendasikan kepada perbankan, terutama Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Sementara bagi pelaku UMKM, Pemerintah telah menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Rp 370 triliun.

Selain itu, Bahlil juga meminta, investor yang masuk berkolaborasi dengan pengusaha lokal. Dengan begitu, akan terjadi transfer pengetahuan dan teknologi. Lagipula, investor ingin standar kualitas produknya tinggi, meski join dengan pengusaha lokal.

Baca juga : UMKM Jangan Terus Berada Di Pinggiran

Lalu, bagaimana Kementerian Investasi menemukan investor di saat banyak negara bangkrut akibat tidak sanggup melawan perubahan gepolitik? "Kita harus jujur. Kabinet 2019-2024 ini adalah kabinet yang penuh tantangan, kerja keras, dan perjuangan yang luar biasa. Karena kita mengalami tiga fase. Pertama, perang dagang antara China-AS. Kedua, pandemi. Ketiga, perang Ukraina-Rusia," tutur Bahlil.

Dampaknya, masing-masing negara ingin menarik FDI ke negara mereka. Bagaimana Indonesia? "Karena tidak ada teori di buku yang saya baca di Harvard tentang mengelola investasi di era pandemi atau pada era geopolitik yang tidak menentu, maka saya merumuskan konsep tiba saat tiba akal," cetusnya.

Baca juga : Federasi Sepakbola Prancis Bikin Akademi Usia Dini Di Jakarta

Konsep ini, Bahlil bagikan kepada perwakilan Kementerian Investasi di negara lain dan tim promosi untuk melakukan terobosan skala prioritas. Pasalnya, pendekatan negara A berbeda dengan negara B. Kalau dulu, Kementerian Investasi hanya memberikan izin dan fasilitas. Kalau sekarang diubah, yakni izin, insentif, dan mengawal investor sampai produksi. 

Kata Bahlil, stimulus seperti itu yang harus diberikan ke investor agar mau datang. Kalau stimulus Indonesia sama dengan negara lain, pasti mereka akan ke negara lain. "Konsekuensinya, saya jadi menteri sudah kaya project manager mereka saja kadang-kadang. Saya turun ke daerah, saya datangi mereka kalau ada masalah. Apalagi kalau diganggu oknum tertentu," akunya.

Baca juga : Puji Langkah DKI Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Dengan strategi itu, Bahlil berhasil mendatangkan Hyundai ke Indonesia. Hyundai membangun pabrik mobil listrik di Indonesia dengan investasi 1,6 miliar dolar AS. Dan, saat ini sudah berproduksi.

"Kita negara di ASEAN pertama yang memproduksi mobil listrik. Sebentar lagi baterai mobil. 2020-2021 orang bilang kita nggak mungkin, 2023 kita sudah produksi. Otomatis harga mobilnya bisa lebih murah," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.