Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sebelumnya
Contohnya, salah satu preschool di Jakarta Timur, Unique Growing Mind Montessory.
Biaya untuk tahun pertama bisa mencapai Rp 25 juta lebih. Sekolah dengan metode serupa, biayanya bisa jauh lebih besar lagi.
Sekolah yang mengusung konsep Montessory ini, menggunakan kurikulum khusus di antaranya story telling (kemampuan bercerita), membiasakan anak melakukan aktivitas sehari-hari, gymnastic, mempelajari sains melalui beragam alat bantu dan permainan untuk menstimulasi tumbuh kembang anak.
Dikutip dari buku “Hari-Hari Montessori untuk Anak Usia Dini”, karya Vidya Dwina Paramita, berbagai penelitian menunjukkan, bahwa otak anak berkembang begitu dahsyat pada lima tahun pertama kehidupannya.
“Karena capaian akademis merupakan hal yang sangat penting, kita (orangtua) perlu memastikan kebutuhan stimulasi anak usia dini terpenuhi dengan baik,” tulis praktisi PAUD itu.
Baca juga : Thomas Doll Ogah Bicara Peluang Persija Juara
Selain itu, sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Iman di daerah Cipinang Jaya, Jakarta Timur, juga cukup mahal biayanya, mencapai Rp 11 juta.
Namun, sekolah yang mengkombinasikan ilmu agama dan ilmu umum, serta terakreditasi ini, menggratiskan biaya pendidikan khusus anak yatim.
Mahal tidaknya suatu sekolah, bisa jadi sebanding dengan fasilitas dan kualitas pendidikan yang diberikan.
Pramitra (36), warga Depok, Jawa Barat mengaku, harus mengeluarkan biaya pendidikan untuk PAUD anak usia tiga tahun sebesar Rp 3,5 juta, all in. Artinya, tanpa ada tambahan uang pangkal atau uang gedung dan lain-lain.
“Tapi, tahun ajaran baru nanti, kayanya bakal ada uang pangkal. Karena, banyak orangtua yang meminta tambahan fasilitas pendukung. Selama ini, fasilitas biasa aja,” tuturnya saat berbincang dengan Rakyat Merdeka.
Baca juga : Formula 1, Ocon-Gasly Siap Bergandengan Naik Podium
Pada kesempatan berbeda, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nadia Fairuza Azzahra menuturkan, pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pertumbuhan ekonomi di suatu negara, termasuk Indonesia.
Sayangnya, kualitas dan partisipasi pendidikan tinggi di Indonesia belum mencapai hasil yang diharapkan. Sehingga, Pemerintah perlu mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan.
“Terutama dari sisi kualitas pendidik dan kurikulum agar dapat catch up dengan perkembangan pendidikan secara global,” imbaunya saat dihubungi Rakyat Merdeka.
Selain itu, akses pendukung pendidikan seperti jaringan internet, bangunan sekolah dan fasilitas pembelajaran yang memadai juga harusnya dapat dijangkau di segala kalangan.
Tak terkecuali, adanya kontribusi pihak swasta dalam menyediakan layanan pendidikan yang berkualitas.
Baca juga : Persebaya Siap Setop Keperkasaan Juku EJa
“Misalnya, pendirian sekolah swasta murah, terutama di daerah-daerah yang memiliki akses pendidikan yang terbatas,” tutur Nadia.
Di era digitalisasi saat ini, Pemerintah juga bisa memanfaatkan kehadiran universitas asing di Indonesia. Keberadaan kampus asing dapat membuka peluang diversifikasi metode pendidikan, transfer ilmu pengetahun dan teknologi antara kampus asing dan kampus lokal, serta sektor swasta di Indonesia.
“Hingga, memfasilitasi dan meringankan beban finansial masyarakat Indonesia, yang ingin mendapatkan akses pendidikan kelas dunia tanpa harus keluar negeri,” ungkapnya.
Menurutnya, implementasi kurikulum juga akan berbeda-beda di setiap negara. Namun ia menekankan, beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian Pemerintah.
“Yakni, membangun kompetensi critical thinking untuk memunculkan rasa ingin tahu dan mau belajar dalam diri anak,” jelasnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya