Dark/Light Mode

Wawancara Dengan Dubes Suryopratomo Setelah Jokowi Dan PM Lee Teken Kerja Sama

RI Aman Singapura Aman, RI Susah Singapura Susah

Kamis, 27 Januari 2022 07:55 WIB
Duta Besar Indonesia di Singapura, Suryopratomo. (Foto: Istimewa)
Duta Besar Indonesia di Singapura, Suryopratomo. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Hal lain, Dubes Tommy juga mengingatkan, penegakan hukum di Indonesia harus lebih tegas. Misalnya, kalau ada DPO ya, benar-benar dikejar. Dan, apabila ada permintaan ekstradisi terhadap si A, harus benar-benar jelas duduk perkara dan koordinasinya antara kepolisian, imigrasi dan kejaksaan. “Singapura pasti support,” katanya. Mereka amat sangat mengerti hukum. Sehingga, kalau main-main atau tidak tegas, kita bisa dituntut balik.

Dubes Tommy menyebut penandatanganan perjanjian ekstradisi ini sebagai sebuah terobosan besar. Karena pernah tertunda 15 tahun lamanya, sejak 2007. “Pendobraknya ya, kemauan kuat dari Presiden Jokowi,” katanya.

Terkait ini, Presiden berkomitmen, hal-hal lain yang sempat jadi penghalangnya, diselesaikan. Ini pekerjaan yang intens. Diceritakan Dubes Tommy, proses bolak balik Jakarta-Singapura terjadi dalam berulang kali kunjungan. Bahkan, dalam satu rombongan, tim bisa melibatkan 17-25 orang.

Baca juga : Semoga Kerja Sama Ekonomi RI-Singapura Makin Solid, Arus Investasi Mengalir Deras

Kenapa di Bintan? Dubes menceritakan, penentuan lokasi sebetulnya sudah dilakukan sejak awal tahun 2020. Presiden Jokowi yang pertama kali mengusulkan tempat tersebut. Mungkin karena lokasinya mudah dijangkau, penduduk Bintan juga belum banyak. Tadinya, akan digelar awal 2021, tapi ketika itu kasus Covid varian Delta meningkat. Sehingga, sempat diundur, dan akhirnya baru bisa terlaksana di Januari 2022.

Dubes sempat ditanyai soal izin latihan militer Singapura di teritori Indonesia. Apakah ini bisa mengancam kedaulatan kita? Kesepakatan ini tertuang dalam perjanjian pertahanan, satu paket dengan yang ditandatangani, di Bintan. Kata Dubes, hubungan militer Indonesia dan Singapura sangat baik. Dalam praktiknya, intensitas latihan bersama baik Angkatan Udara, Angkatan Darat hingga Angkatan Laut kedua negara cukup sering dilakukan tiap tahunnya. Kunjungan kepala staf kedua negara, juga sering terjadi. Komunikasi sangat baik.

Selain itu, juga ada pertukaran siswa sekolah staf di antara kedua negara. Bahkan, kata Dubes, jika ada orang Singapura yang mau jadi pejabat tinggi di militer, bisa dipastikan Sekolah Staf dan Komando atau Sesko-nya di Indonesia. Termasuk jika mau jadi menteri. Minimal, calon menteri Singapura pernah menjadi Atase di Indonesia.

Baca juga : Dubes Djauhari Oratmangun Jajaki Kerja Sama Industri Ban dengan China

Dubes menceritakan, sering kedatangan officer yang minta izin ke Indonesia untuk mengikuti pendidikan di Sesko TNI.

Sebaliknya, juga banyak perwira tinggi Indonesia yang diundang ke Singapura dan mendapat kesempatan belajar S2 di Nanyang Technological University (NTU). “Salah satunya, Tito Karnavian, yang menamatkan S-3 nya di sana dengan predikat Magna Cum Laude,” kata Dubes Tommy.

Misalnya lagi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Singapura, Chan Chun Sing, yang sering disebut sebagai calon kuat Perdana Menteri, kata Dubes Tommy, dulunya Athan (Atase Pertahanan) di Indonesia 2003-2005. “Dia yang menggerakkan bantuan untuk penanganan bencana tsunami di Aceh," urainya.

Baca juga : Jaga Pasokan Pangan, Kementan Teken Kerja Sama dengan Supplier dan Produsen

Lainnya, Ketua DPR Singapura yakni Tan Chuan-Jin juga mantan atase pertahanan di Indonesia. Sehingga, setiap bertemu dengan petinggi militer Singapura, dia juga terbiasa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.