Dark/Light Mode

Kok Bisa Negara Lain Ringan, Di Jepang Omicron Ancam Lonjakan Kematian

Rabu, 16 Februari 2022 17:53 WIB
Warga mengenakan masker di stasiun kereta di Tokyo, 9 Februari 2022. (Reuters/Issei Kato)

Passersby wearing protective face masks walk at a train station concourse, amid the coronavirus disease (COVID-19) pandemic, in Tokyo, Japan, February 9, 2022. REUTERS/Issei Kato
Warga mengenakan masker di stasiun kereta di Tokyo, 9 Februari 2022. (Reuters/Issei Kato) Passersby wearing protective face masks walk at a train station concourse, amid the coronavirus disease (COVID-19) pandemic, in Tokyo, Japan, February 9, 2022. REUTERS/Issei Kato

 Sebelumnya 
Namun, khusus program vaksinasi booster, pemerintah sengaja memberikan jeda lebih lama yakni delapan bulan setelah vaksinasi lengkap. Sedangakan  negara lain sudah memulai program pemberian vaksinasi booster minimal menerima vaksinasi primer enam bulan sebelumnya.

Pada akhirnya, Jepang mengikuti langkah negara lain untuk memberikan vaksinasi booster minimal enam bulan setelah menerima vaksinasi lengkap. Namun, hingga kini baru 10 persen dari populasi Jepang yang divaksinasi booster. Angka yang jauh lebih rendah dibandingkan Korea Selatan dan Singapura yang berada di kisaran 50 persen.

Baca juga : Jangan Anggap Enteng, Varian Omicron Tularkan Banyak Orang Dan Mematikan

"Jika mereka memberi tahu kami pada November, bahwa enam bulan (jeda vaksin booster dan primer) sudah cukup, maka di Soma kami bisa memulai vaksinasi booster sejak Desember, dan untuk itu saya merasa kesal," kata Hidekiyo Tachiya, Walikota Soma di Jepang utara yang juga seorang dokter.

"Jika lebih cepat, tidak akan ada begitu banyak penderitaan dan begitu banyak orang tidak akan mati," cetusya.

Baca juga : Omicron Ngamuk, Warga Hong Kong Panic Buying

Pihak berwenang di Tokyo juga mendorong booster dilakukan lebih cepat tetapi tetap saja pemerintah tak langsung menyetujui permintaan tersebut.

"Kami meminta vaksin booster secepat mungkin, tetapi pemerintah tidak setuju," kata Gubernur Tokyo Yuriko Koike kepada wartawan.

Baca juga : Omicron Tak Bisa Dikatakan Ringan

Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Jepang belakangan mengatakan, jeda delapan bulan antara vaksinasi booster dan primer diputuskan Dewan Ilmu Kesehatan. Ketentuan itu dimodifikasi pada Desember hingga Januari seiring munculnya ancaman Omicron.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.