Dark/Light Mode

Konflik Perbatasan RI-Malaysia, Setengah Telah Rampung

Minggu, 21 Juli 2019 20:33 WIB
Menteri Luar Negeri Malaysia YB Dato Saifuddin Abdullah saat memberikan kuliah umum di Kampus Paramadina, Jakarta, Sabtu (20/7). (Foto Menteri Luar Negeri Malaysia YB Dato Saifuddin Abdullah saat memberikan kuliah umum di kampus Paramadina, Jakarta, Sabtu (20/7). (Foto Ng Putu wahyu Rama/RM)
Menteri Luar Negeri Malaysia YB Dato Saifuddin Abdullah saat memberikan kuliah umum di Kampus Paramadina, Jakarta, Sabtu (20/7). (Foto Menteri Luar Negeri Malaysia YB Dato Saifuddin Abdullah saat memberikan kuliah umum di kampus Paramadina, Jakarta, Sabtu (20/7). (Foto Ng Putu wahyu Rama/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Luar Negeri Malaysia Dato' Saifuddin Abdullah menginginkan ASEAN kompak dalam menghadapi masalah Laut China Selatan. Dia mengimbau jangan ada negara yang menyelesaikan sendirian.

Pernyataan disampaikannya dalam Kuliah Umum: Landasan Luar Negeri Malaysia Baru di Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu, (20/7). "Sentralitas ASEAN, jika kita berbicara mengenai Laut China Selatan dengan Tiongkok, itu tidak berlaku seratus persen," katanya. Karena, tidak semua negara anggota ASEAN memiliki klaim atau kepentingan di Laut China Selatan.

Yang berkasus antara lain Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam dan Vietnam. China dinilai telah menggambar peta mereka sendiri dengan menetapkan sembilan garis di Laut China Selatan. Saifuddin mendorong agar keempat negara ini tidak bergerak sendiri dalam menyelesaikan masalahnya.

Baca juga : Mendesak, Pelibatan TNI Mengatasi Terorisme

"Kita memperingatkan sesama (negara ASEAN) supaya jangan ada yang nanti ingin berunding secara bilateral dengan Tiongkok, terkait Laut China Selatan," imbuhnya.

Meski demikian, kata dia, proses perundingan Code of Conduct (CoC) masih berjalan dengan baik. Dia mengatakan proses perundingan ini harus cepat diselesaikan dengan baik. Saifuddin berharap isu Laut China Selatan ini jangan sampai membuat kekompakan negara ASEAN terpecah.

"Laut jangan sampai jadi pemisah, tapi pemersatu," tuturnya. 

Baca juga : Eks Partai Berkuasa Malaysia Diskriminasi Jurnalis Non-Melayu?

Indonesia menyerukan agar permasalahan di perairan sengketa Laut China Selatan bisa diselesaikan dengan cara damai, salah satunya adalah lewat dialog. Indonesia menilai isu Laut China Selatan berpengaruh terhadap seantero kawasan.

Untuk masalah bilateral dengan Indonesia, Menurut Saifuddin, kedua negara berhasil menyetujui penyelesaian sengketa perbatasan kedua negara. Indonesia dan Malaysia telah menyetujui dasar teknis dan hukum untuk perbatasan di Laut Sulawesi dan bagian paling selatan selat Malaka.

Saifuddin mengatakan, dari enam wilayah tumpang tindih, setengahnya sudah bisa diselesaikan. Dia berharap pembahasan mengenai perbatasan ini dapat dibahas di pertemuan tingkat tinggi tahunan kedua pemimpin negara. Rencananya pertemuan tersebut akan diselenggarakan akhir tahun mendatang.

Baca juga : Kapitalisasi Pasar BRI Sentuh Rp 551 Triliun

Pada kesempatan itu juga, Saifuddin menegaskan bahwa pemahaman tentang landasan terbaru Malaysia sangat diperlukan terutama untuk konsolidasi kebijakan di antara negara-negara di wilayah ASEAN, khususnya dengan Indonesia. Sebab, katanya, Indonesia dan Malaysia adalah dua negara yang memiliki pengaruh besar di wilayah ASEAN, sehingga saling memahami antara kedua negara akan menjadi fundamental kekuataan baru di tengah arus globalisasi.

Kuliah umum ini merupakan inisiatif Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) bekerja sama dengan Universitas Paramadina dan Dreya Communications. Turut hadir Dubes Malaysia untuk Indonesia Zainal Abidin Bakar, Rektor Universitas Paramadina Firmanzah, Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio, Direktur Eksekutif KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo dan Managing Partner Dreya Communication Inayat Hisyam. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.