Dark/Light Mode

Sebut Sanksi Ke Rusia Jadi Bumerang

Presiden Putin Ngeledek Barat Nih

Kamis, 8 September 2022 23:18 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam Forum Ekonomi Timur (EEF) di Vladivostok, Rusia, 7 September 2022. (Foto Tass/Sergey Bobylev via Reuters)
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam Forum Ekonomi Timur (EEF) di Vladivostok, Rusia, 7 September 2022. (Foto Tass/Sergey Bobylev via Reuters)

 Sebelumnya 
Putin menegaskan, negara-negara yang mengimpor energi Rusia, tentu tidak bisa mendikte keinginan mereka. “Biarkan mereka sadar,” ujarnya ketus.

Putin menekankan, demam sanksi yang diciptakan Barat mengancam banyak negara.

“Amerika, Inggris dan Uni Eropa menghadapi krisis sosial dan ekonomi. Sementara pemimpin negara-negara ini mengabaikan kebutuhan rakyat mereka,” lanjutnya

Baca juga : Teriakan Puan Presiden Terus Terdengar Di Toba

 Forum Ekonomi Timur sejak 2015 digelar setiap tahun, dengan tujuan menarik investor asing ke Rusia. Forum Ekonomi Timur tahun ini digelar di kota Vladivostok.

Pada kesempatan yang sama, Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan memilih mempertahankan kerja sama dengan Rusia.

“Menjadi takut bukanlah sikap yang sangat berguna,” ujar Pashinyan, mengenai ancaman sanksi Barat jika ia melanjutkan kerja sama dengan Rusia dikutip dari TASS.

Baca juga : Uang Pensiun DPR Jadi Beban Negara Nih...

“Kita perlu bekerja mengatasi ancaman, dan mencoba tak hanya melihat peluang, tetapi juga bekerja memajukan prospek baru. Kami benar-benar bisa melihatnya saat ini,” ujarnya.

Pashinyan menambahkan, kerja sama dengan Rusia sangat penting bagi Armenia, khususnya di sektor pangan dan energi.

“Terima kasih atas keputusan Presiden dan Pemerintah Rusia. Kami bisa menangani ancaman ini bersama. Akan sangat sulit bagi Armenia mengatasi keadaan saat ini sendirian,” tuturnya.

Baca juga : Airin Sebut Target Airlangga Presiden RI Ke-8 Sangat Realistis

Pashinyan pun menegaskan, dia sangat terkesan pada kecepatan Moskow menanggapi permintaan Armenia. Eropa mengimpor sekitar 40 persen gas dan 30 persen minyak dari Rusia.

Krisis energi Eropa semakin parah, setelah Gazprom, perusahaan energi multinasional Rusia, menghentikan pasokan gas melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman. Gazprom menyebut, ada kebocoran oli mesin selama proses maintenance, pekan lalu.

Putin mengatakan, sanksi Jerman dan Barat yang menyebabkan tidak tersedianya suku cadang sehingga pipa tidak dapat beroperasi. ■ 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.