Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sama-Sama Ikut AMM-PMC Ke-56
AS: Rusia Nggak Niat Berdamai
Senin, 17 Juli 2023 07:30 WIB
Sebelumnya
Di kesempatan terpisah di Jakarta, Menlu Lavrov mengatakan, perang di Ukraina akan berlanjut sampai AS dan sekutunya menghentikan rencananya mendominasi dan mengalahkan Moskow. Menurutnya, tujuan negara-negara Barat yang dipimpin AS adalah memperkuat hegemoni globalnya.
“Mengapa konflik bersenjata di Ukraina tidak berakhir? Jawabannya sangat sederhana. Ini akan berlanjut sampai Barat menghentikan rencananya mempertahankan dominasinya dan mengatasi keinginannya membuat Rusia menderita kekalahan strategis,” jelas Lavrov.
Menurutnya, negara Barat sejauh ini terus mengabaikan inisiatif yang disuarakan negara-negara berkembang terkait masalah Ukraina. Seperti usulan Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Baca juga : Rayakan HUT Jakarta Ke-496, Ancol Siap Hadirkan Berbagai Hiburan
Dalam lawatan ke Ukraina dan Rusia, Juni tahun lalu, Jokowi berbicara tentang gencatan senjata, memastikan bantuan kemanusiaan dan ketahanan pangan. Jokowi juga menyatakan kesiapan menjalin komunikasi dengan pimpinan kedua negara.
Lavrov pun memuji independensi kebijakan luar negeri Indonesia, yang berupaya mendorong tatanan dunia yang lebih adil bagi negara global Timur dan Selatan. Demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
“Kami terkesan dengan komitmen sahabat-sahabat Indonesia kami untuk membangun hubungan antarnegara atas dasar kesetaraan,” ujar Lavrov, yang melabeli hubungan kedua negara sebagai “kemitraan strategis”.
Baca juga : Silakan Sandiaga Maju Pilpres, Tapi Nggak Lewat Gerindra
Terkait perdamaian Ukraina-Rusia, pada rangkaian pertemuan AMM-PMC, Menlu Retno Marsudi kembali menyerukan perdamaian konflik kedua negara. “Sebagai sahabat Rusia dan Ukraina, Indonesia akan bekerja tanpa lelah menyerukan penyelesaian konflik di Ukraina secara damai,” tegasnya.
Paradigma kolaborasi, lanjut Retno, dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. “Kemitraan kita harus mewujudkan paradigma ini dalam tindakan nyata,” kata mantan Duta Besar RIuntuk Belanda itu.
Seperti diketahui, Rusia melancarkan invasi skala penuh di Ukraina pada Februari 2022. Moskow menyebutnya sebagai operasi militer khusus untuk denazifikasi tetangganya. Ukraina dan sekutunya menyebut, operasi tersebut sebagai agresi untuk merebut wilayah. PYB
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya