Dark/Light Mode

Eksklusif Dengan Dubes RI Di Rusia, Jose Antonio Morato Tavares

Yang Bilang Rusia Negara Komunis, Jadul Banget…

Selasa, 26 Maret 2024 08:00 WIB
Dubes Indonesia untuk Rusia Jose Antonio Morato Tavares bersama istri Fitria Wibowo Tavares (kiri) saat menerima kunjungan Rakyat Merdeka di Wisma Duta KBRI Moskow. (Foto: Kartika Sari/RakyatMerdeka/RM.id)
Dubes Indonesia untuk Rusia Jose Antonio Morato Tavares bersama istri Fitria Wibowo Tavares (kiri) saat menerima kunjungan Rakyat Merdeka di Wisma Duta KBRI Moskow. (Foto: Kartika Sari/RakyatMerdeka/RM.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mata dunia kini tengah tertuju ke Rusia, yang pada 15-17 Maret lalu, sukses menggelar Pemilu Presiden (Pilpres). Capres incumbent Vladimir Vladimirovich Putin, berhasil menyapu suara dengan kemenangan besar: 87,3 persen. Namun, baru beberapa hari pesta demokrasi usai digelar, Gedung Konser Crocus City Hall di Ibu Kota Moskow, diserang teroris yang menewaskan lebih dari 137 orang.

Di sela-sela kesibukan memantau Pilpres Rusia, wartawan Rakyat Merdeka/RM.id Kartika Sari mendapat kesempatan wawancara eksklusif dengan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Rusia merangkap Belarus, Jose Antonio Morato Tavares. Obrolan santai ini berlangsung di Wisma Duta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow, Senin (18/3/2024) malam.

Malam itu, Dubes Tavares bersama istri, Fitria Wibowo Tavares, menggelar acara buka puasa bersama dan menjadi host untuk delegasi Indonesia yang sedang mengikuti event Moscow International Tour & Travel (MITI).

Tavares menjelaskan, sangat penting bagi Indonesia untuk menjalin hubungan yang baik dengan Rusia. Salah satunya, kerja sama di bidang pendidikan. Menurutnya, setiap tahun Rusia memberikan kuota sebanyak 300 beasiswa S1 dan S2 di berbagai jurusan kepada masyarakat Indonesia. Sayangnya, kuota tersebut tidak terpakai semua. Penyebabnya, banyak orang tua di Indonesia yang berpikir bahwa Rusia tidak aman, negara komunis, atheis dan stigma buruk lainnya.

Baca juga : Please, Pemudik Jangan Lama-lama Di Rest Area

“Sehingga orang tua di Indonesia tidak terlalu tertarik mengirimkan anaknya untuk studi di Rusia. Kembali lagi, masih ada mindset orang Indonesia yang ketinggalan melihat Rusia. Padahal itu adalah pemikiran jadul sekali,” beber Tavares.

Dia bilang, Pemerintah Rusia sebenarnya siap menambah kuota beasiswa kepada Indonesia. Tapi karena kuota 300 saja tidak terpakai semua, maka tidak jadi ditambah.

Tavares juga mencoba meluruskan stigma bahwa Rusia adalah negara atheis. “Orang Rusia sangat religius lho. Penganut Kristen Ortodoks sebagai agama mayoritas misalnya, saat lewat gereja, mereka berhenti dan berdoa,” ungkapnya.

Dia juga melihat, kebebasan beragama di Rusia sangat baik. Selain Kristen Ortodoks, ada juga agama Katholik, Kristen Protestan, Islam, Budha dan Yahudi. Di Rusia terdapat 22 ribu gereja, lebih dari 8.000 masjid dan 25 juta orang Islam.

Baca juga : Banjir Rob Di Pesisir Makin Tak Terkendali

“Mayoritas penganut Islam di Rusia adalah orang-orang asli, bukan pendatang,” imbuhnya.

RI Sahabat Lama

Lalu, bagaimana Pemerintahan Presiden Vladimir Putin melihat Indonesia? Tavares menerangkan, mereka melihat Indonesia sebagai sebuah negara besar di kawasan Asia Tenggara yang berperan besar di ASEAN dalam mengamankan keamanan dan stabilitas di kawasan.

“Rusia sangat menghargai Indonesia. Bagi mereka, kita adalah sahabat lama sejak zaman kemerdekaan. Rusia juga membantu Indonesia di PBB dan berbagai Alusista (Alat Utama Sistem Senjata) di zaman itu. Bisa dicek bahwa bantuan Alutsista Uni Soviet kepada Indonesia saat itu sangat luar biasa,” beber diplomat keturunan Timor Leste itu.

Baca juga : Vietnam Vs Indonesia, Garuda Mau Akhiri Kutukan 19 Tahun

Tavares lalu mencontohkan sambutan Presiden Putin kepada Presiden Jokowi saat mengunjungi Rusia pada 30 Juni 2022, sangat baik. Kedua Kepala Negara bertemu di Kremlin (Istana Presiden Rusia di Moskow). “Pertemuan keduanya menunjukkan persahabatan. Posisi duduknya juga sangat berdekatan. Berbeda dengan saat Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Rusia, posisi duduk Putin dan Macron, sangat berjauhan,” kisah Tavares.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.