Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Bukan Cuma 4, Ini 6 Pembantu Patrick Kluivert Poles Timnas
- Baru Dipanggil Masuk Timnas, Neymar Malah Cedera
- Alhamdulillah, Joey, Dean Dan Emil Audero Resmi Bisa Bela Timnas Indonesia
- Telkom Akses Bantu Rumah Ibadah & Panti Asuhan di Berbagai Daerah
- Liga Europa: Man United, Spurs Dan Lazio Lolos Perempat Final

RM.id Rakyat Merdeka - Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) mencak-mencak Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Korea Utara (Korut), Selasa (18/6/2024). Langkah Putin dianggap melanggar resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB soal Korut.
Beda dengan AS dan Korsel, China lebih memilih memantau kunjungan Putin tanpa berkomentar.
Putin memulai kunjungan kerja di Korut pada Selasa (18/6/2024). Ini merupakan kunjungan perdananya dalam 24 tahun terakhir. Selain Korut, Putin akan melanjutkan kunjungannya ke Vietnam selama dua hari.
Baca juga : Penetapan Tersangka Tunggu Hasil Audit Kerugian Negara
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korsel, Selasa (18/6/2024) mengeluarkan kecaman keras atas kedatangan Putin ke negara tetangganya itu. Mereka menyebut Rusia akan meningkatkan kerja sama bidang militer.
“Sudah ditegaskan dalam resolusi DK PBB soal Korut bahwa semua kerja sama dengan Korut perlu mengikuti aturan internasional,” bunyi pernyataan Kemlu Korsel dikuti Yonhap, Selasa (18/6/2024).
Mereka menegaskan bahwa resolusi DK PBB mengenai Korut dibuat demi menjamin perdamaian di Semenanjung Korea.
Baca juga : Aurelie Moeremans, Pacari Bule Tampan
Senada, Paman Sam juga menyebut kunjungan Putin ke Korut sebagai langkah yang mengkhawatirkan.
“Kami tidak khawatir dengankunjungannya. Yang saya khawatirkan adalah mengenai hubungan yang semakin dalam antara kedua negara ini,” ujar Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby dalam konferensi pers, Senin (17/6/2024).
Dia mengatakan, kerja sama Rusia-Korut bisa membawa dampak buruk bagi rakyat Ukraina. “Kita tahu bahwa misil buatan Korut digunakan Rusia untuk menyerang Ukraina. Pertemuan ini sangat berbahaya,” tuding Kirby.
Baca juga : 4 Bulan Lagi Kabinet Selesai, Para Menteri Kompak Dan Solid
Seoul dan Washington kompak menuding Putin mencari senjata di Korut karena suku cadangnya sangat sulit diperoleh untuk Moskow akibat sanksi Barat.
Kirby mengatakan, kunjungan Putin ke Korut itu tidak mengejutkan. “Setelah melaksanakan Pemilu sepihak, Putin melakukan kunjungan berbahaya. Itu tipikal Putin yang tidak mau ikut aturan internasional,” tuduh Kirby.
Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong Un menyampaikan undangan kepada Putin saat berkunjung ke Rusia pada September lalu.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya