Dark/Light Mode

Ada 550 Kasus, Virus Korona Telan 17 Korban Jiwa

Meski Telat, Pemkot Wuhan Larang Warganya Bepergian

Kamis, 23 Januari 2020 04:33 WIB
Ada 550 Kasus, Virus Korona Telan 17 Korban Jiwa Meski Telat, Pemkot Wuhan Larang Warganya Bepergian

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Kota (Pemkot) Wuhan, China resmi melarang warganya pergi meninggalkan kota, mulai Rabu (22/1) pukul 10 pagi, menyusul wabah coronavirus alias virus Korona yang semakin menjadi-jadi.

Operasional bus kota, kereta bawah tanah, kapal feri, pesawat, dan kereta api telah dihentikan untuk sementara.

Meski tak menyebut mobil pribadi dalam daftar moda transportasi yang tidak diperbolehkan beroperasi untuk sementara, Pemkot Wuhan menegaskan warganya agar tidak bepergian. Kecuali, ada kondisi khusus yang mengharuskan.

Untuk diketahui, virus yang berasal dari Wuhan itu, telah merenggut 17 nyawa dan menginfeksi lebih dari 550 orang di seantero China.

Dengan jumlah penduduk lebih dari 11 juta orang, Wuhan jelas lebih besar dari London atau New York. Saat ini, virus mematikan itu telah bermigrasi ke Amerika Serikat, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan.

Baca juga : Angkasa Pura I Perketat Pemeriksaan Kesehatan Penumpang Di Bandara

Pelarangan ini merupakan cara terbaik untuk mencegah dan mengontrol penyebaran jenis virus Korona yang baru, serta menghentikan transmisi dan penyebaran virus Korona secara efektif, untuk memastikan keamanan dan kesehatan warga.

Pemkot Wuhan jug mengimbau warganya, agar senantiasa menggunakan masker di tempat-tempat umum.

Imbauan ini juga ditekankan untuk seluruh pegawai pemerintah. Mereka wajib mengenakan masker, saat bertugas.

Sebelum Pemkot Wuhan menyampaikan larangan ini, Provinsi Jiangsu telah mengharamkan bus-bus di wilayahnya untuk bepergian ke Wuhan. Mereka juga mengetatkan pengawasan di bandara dan stasiun kereta api.

Mengantisipasi hal ini, pemerintah Inggris juga telah resmi melarang warganya bepergian ke Wuhan. 

Baca juga : Bamsoet: Korupsi Bisa Dilawan Dengan Sistem Audit Keuangan Negara yang Profesional dan Berintegritas

Di jagat medsos, aturan ini disambut baik oleh warganet. Namun, mereka menyayangkan, mengapa aturan tersebut tidak diberlakukan lebih awal.

Ada juga yang mengkritisi aturan ini. "Lalu, bagaimana pasien harus pergi ke rumah sakit, jika mereka tak punya mobil pribadi? Bagaimana pula dengan wartawan yang ingin meninggalkan Wuhan?" sentilnya lewat Weibo - aplikasi sejenis Twitter - seperti dilansir South China Morning Post, Kamis (23/1).

Jumlah penderita dan korban jiwa tertinggi akibat virus Korona, dilaporkan ada di Provinsi Hubei, di mana kota Wuhan berlokasi. Total, ada 440 kasus di wilayah ini.

Mayoritas korban tinggal di dekat Pasar Grosir Seafood Huanan. Para ahli meyakini, virus tersebut berasal dari hewan yang dijual di sana.

Beijing News melaporkan pada Rabu (22/1), rumah sakit di Wuhan telah disesaki oleh pasien demam di malam musim dingin ini. Ruangan transfusi penuh. Beberapa di antaranya bahkan duduk di koridor. Mengantre.

Baca juga : Jokowi Terima Penghargaan Kemerdekaan Pers

Persebaran virus Korona secara masif, turut dipicu oleh perayaan Tahun Baru Imlek yang akan datang. Banyak warga China yang bepergian dan mudik dari negara lain, untuk merayakan Imlek di kampung halamannya.

Perjalanan yang dapat berlangsung selama 40 hari ini, diyakini sebagai migrasi tahunan terbesar di dunia. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.