Dark/Light Mode

Sepakat Terus Lawan Israel, Hamas dan Hizbullah Bertemu

Senin, 7 September 2020 14:31 WIB
Pimpinan Hamas Ismail Haniya (kiri) dan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah bertemu di Beirut, Lebanon. [Foto: Kantor Pers Hezbollah / Anadolu]
Pimpinan Hamas Ismail Haniya (kiri) dan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah bertemu di Beirut, Lebanon. [Foto: Kantor Pers Hezbollah / Anadolu]

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemimpin gerakan Hizbullah, Lebanon dan kelompok Hamas Palestina bertemu untuk membahas normalisasi diplomatik antara Israel dan negara-negara Arab.

Kedatangan pimpinan Hamas, Ismail Haniya ke Ain al-Helweh, sebuah kamp pengungsi Palestina terbesar di Lebanon, Ahad (6/9/2020) lalu disambut sebagai pahlawan.

Dikutip kantor berita Al Jazeera, televisi Hizbullah, Al-Manar melaporkan, pertemuan antara Hassan Nasrallah, pimpinan Hizbullah, kelompok perlawanan Syiah yang didukung Iran, dan Haniya menekankan perlunya stabilitas dari poros perlawanan terhadap Israel.

Baca juga : Aneksasi Israel Jalan Terus, Hamas-Fatah Merapat

Mereka membahas perkembangan politik dan militer di Palestina, Lebanon dan kawasan sekitar lainnya dan ancaman bahaya bagi perjuangan Palestina. Termasuk rencana negara-negara Arab di kawasan Teluk Persia untuk membuka hubungan diplomatiknya dengan Israel.

Pertemuan itu digelar setelah pada 13 Agustus 2020 lalu, Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) menyepakati dibukannya hubungan diplomatik antar kedua negara. Perkembangan politik yang diprakarasai Amerika Serikat (AS) dengan alasan menggalang aliansi regional untuk melawan Iran ini, dianggap Palestina sebagai "tusukan dari belakang". Karena di saat yang sama, Palestina merasa dibiarkan berada di bawah penjajahan Israel.

Apalagi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menyatakan, Israel kini juga terus menggelar pembicaraan dengan para pemimpin negara Arab dan Muslim lainnya tentang perlunya membuka hubungan diplomatik. Terutama setelah terjalinnya hubungan diplomatik Israel dengan UEA pada 13 Agustus 2020 lalu, Mesir pada 26 Januari 1980 dan Yordania pada 26 Oktober 1994.

Baca juga : Menpora Tinjau Persiapan Pelaksanaan Haornas 2020

Haniya tiba di Lebanon Rabu (2/9/2020) lalu. Kunjungan tersebut untuk melakukan pembicaraan langsung, di samping juga konferensi video dengan kelompok Palestina lainnya yang menentang prakarsa diplomatik Israel. Dia mengunjungi Ain al-Helweh di bawah pengawalan ketat para anggota Hamas dan pihak keamanan kamp pengungsi Palestina.

Di hadapan ratusan warga yang bersorak gembira menyambutnya di Ain al-Helweh, dekat kota pantai selatan Sidon, termasuk para pengungsi dari wilayah lain yang sengaja datang untuk melihatnya langsung, Haniya memuji kapasitas militer Hamas dan mengabaikan kesepakatan normalisasi antara UEA-Israel. Normalisasi itu, ujarnya, tidak mewakili rakyat, baik hati nurani, sejarah, maupun warisan mereka.

"Saat ini, pasukan di Gaza sudah memiliki roket yang mampu menjangkau Tel Aviv dan luar Tel Aviv," katanya.

Baca juga : Keluarga Amien Rais Beda Dengan Keluarga Cemara

Dalam beberapa pekan terakhir, militer Israel melakukan serangan terhadap Hamas di Jalur Gaza, juga terhadap milisi bersenjata Hizbullah di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon.

Selain tu, Israel juga secara berkala meluncurkan serangan udara terhadap Hizbullah dan milisi pro-Iran lainnya, yang bertempur di pihak rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah.

Nasrallah sendiri tinggal di lokasi yang dirahasiakan dan jarang muncul di depan umum sejak perang Hizbullah dengan Israel pada 2006. Pada 2014, dia bahkan harus sering berpindah tempat tinggal demi keamanannya. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.