Dark/Light Mode

47 Juta Warga AS Telah Memilih

Harapan Trump Ungguli Joe Biden Semakin Tipis

Sabtu, 24 Oktober 2020 06:28 WIB
Kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden (kiri) dan petahana Donald Trump (Foto: Net)
Kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden (kiri) dan petahana Donald Trump (Foto: Net)

 Sebelumnya 
Biden juga memperingatkan bahwa yang terburuk dari virus mungkin belum tiba. Dia bilang, negara itu akan memasuki musim dingin yang gelap. Trump, disebutnya, tidak memiliki rencana yang jelas. Dan tidak ada prospek bahwa akan ada vaksin yang tersedia un tuk sebagian besar orang AS sebelum pertengahan tahun depan.

Dalam segmen soal keamanan nasional, moderator menanyakan bagaimana pendapat kedua kandidat. Hal ini terkait informasi intelijen bahwa Iran dan Rusia mencoba mengintervensi Pemilu AS lewat akses data pendaftaran pemilih.

Terkait hal itu, Biden menyampaikan, dia tidak peduli negara mana pun, yang mengintervensi pemilu di AS akan membayar mahal. Dia menggarisbawahi akan memberikan sanksi ke pada pihak yang mengintervensi Pemilu AS jika dirinya terpilih sebagai presiden pada Pemilu 3 November 2020.

Biden secara spesifik merujuk kepada intervensi China, Rusia dan Iran. “Mereka menginter vensi kedaulatan aS. Itu yang terjadi,” kata Biden.

Biden juga mengkritik Trump yang tidak mengangkat soal intervensi Rusia dalam Pemilu AS saat berkomunikasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Padahal, dalam sebuah laporan, Trump diingatkan penasihat keamanan nasionalnya, bahwa pengacara Trump, Rudy Giuliani, menjadi target disinformasi pihak Rusia.

Baca juga : Trump Balik Kerja Dan Siap Kampanye Lagi

Trump mengelak menjawab pertanyaan soal intervensi di Pemilu AS oleh Rusia dan Iran. Dia malah sibuk menuduh soal Hunter, putra Biden, dalam kaitan negosiasi bisnis dengan ukraina. Seperti diketahui, otoritas keamanan AS tengah menyelidiki publikasi surat elektronik yang mengungkap detail kontrak bisnis Hunter di Ukraina dan China.

Trump kemudian menggaris bawahi penilaian Direktur Intelijen nasional John Ratcliffe, bahwa upaya Iran dan Rusia itu justru untuk menggagalkan pencalonan nya untuk periode kedua. “Saya tahu semua itu,” ujar Trump.

Tanpa Pembatas

Panitia awalnya akan memisahkan para capres dengan penghalang kaca plexiglass, tapi dibatalkan beberapa jam sebelum debat dimulai.

Seorang pejabat kampanye Trump berkata, itu dilakukan setelah Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows menelepon Dr Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di AS, saat meninjau lokasi. Lewat speaker di ponselnya, Fauci memberitahu orang-orang di ruangan itu bahwa plexiglass tidak memberi efek apa-apa.

Baca juga : Demokrat Ungguli Republik, Trump Di Ujung Tanduk Nih

Trump didiagnosis dengan Covid-19 dua hari setelah debat capres pertama, dan dinyatakan negatif sebelum debat terakhir.

Menurut Meadows, Trump dites lagi di pesawat Air Force One da lam perjalanan ke Nashville pada Kamis (22/10) dan dinyatakan negatif.

Tim kampanye Biden juga melaporkan capres dari Partai Demokrat itu negatif Corona. Komisi debat juga memperketat aturannya tentang masker.

Panitia menerangkan, penonton yang menolak memakai masker akan diusir keluar. Bulan lalu beberapa anggota keluarga Trump melepas maskernya setelah duduk di aula debat, tapi tetap diizinkan berada di sana.

Sebelum debat dimulai, Fahrenkopf mengulang imbauannya kepada penonton yang hadir. “Jika anda tidak keluar sendiri, anda akan dibawa keluar,” tegasnya.

Baca juga : Trump dan Biden Tua-tua Keladi

Semua penonton dan tim kampanye yang hadir juga diwajibkan melakukan tes Virus Corona di tempat, lalu mengenakan gelang berwarna sebagai bukti tes negatif.

Atas ketegasan aturan-aturan tersebut, Presiden Belmont University menyebut kampusnya “Tempat teraman di Amerika malam ini.”

Universitas yang menampung lebih dari 8.200 mahasiswa itu sebelumnya juga menyelenggarakan debat bergaya balaikota antara Barack Obama (Demokrat) dan John McCain (Republik) pada 2008. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.