Dark/Light Mode

Turki Digoyang Resesi Ekonomi, Rakyat Ingin Perubahan

Erdogan Akui Partainya Keok Di Pemilu Daerah

Selasa, 2 April 2019 08:30 WIB
Pendukung CHP di Istanbul bergembira melihat kabar perolehan suara dalam pilkada Minggu. Hasil akhir bakal diumumkan dalam waktu dekat. (Foto : AP).
Pendukung CHP di Istanbul bergembira melihat kabar perolehan suara dalam pilkada Minggu. Hasil akhir bakal diumumkan dalam waktu dekat. (Foto : AP).

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai yang mengusung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tumbang di pemilu Minggu (31/3). Ini tamparan bagi penguasa. Erdogan introspeksi diri dari kekalahan ini.

Kubu Erdogan, Partai Keadilan dan Pembangungan (AKP), kalah di ibukota Ankara. Begitu juga di Istanbul karena saking tipisnya selisih suara. AKP dan rivalnya saling klaim kemenangan. Penghitungan suara masih berlangsung. Dilansir Associated Press, dua kota itu biasanya memberi dukungan solid bagi AKP. Kekalahan itu mengakhiri dominasi AKP selama 25 tahun.

Kubu oposisi, Partai Rakyat Republik (CHP) menyebut, partainya menang di Istanbul. Politisi CHP Ekrem Imamoglu bilang, data yang diperoleh pihak relawan menunjukkan dia berhasil meraup dukungan dengan selisih 28 ribu suara.

Tidak lama berselang, perwakilan AKP di Istanbul mengatakan kandidatnya, Binaly Yildirim, unggul dengan selisih 4.000 suara. Namun berdasarkan data yang kantor berita Anadolu Agency, Aliansi Nasional yang dipimpin CHP mendapat 48,65 persen suara sedangkan Aliansi Rakyat Erdogan 47,7 persen suara di Istanbul dengan total suara masuk sudah 99 persen.

Baca juga : Setelah 25 Tahun Dominan, Partai Erdogan Tumbang Di Pilkada

Sedangkan hasil hitung sementara di Ankara, kandidat Koalisi Aliansi Nasional Mansur Yavas mengumpulkan 50,9 persen suara. Disusul politisi Aliansi Nasional lainnya, Mehmet Ozhaseki dengan perolehan 47,2 persen.

Di Izmir, kota terbesar ketiga, politisi Aliansi Nasional Mustafa Tunc Soyer unggul jauh dengan 58 persen suara, semenntara politisi Njhat Zeybekci dari AKP hanya meraup 38,5 persen suara dukungan.

Secara keseluruhan, Aliansi Kerakyatan, yang merupakan gabungan AKP dengan Partai Gerakan Nasional (MHP) mengklaim mengamankan dukungan sebesar 51,7 persen suara. Sementara Aliansi Nasional, yang merupakan gabungan CHP dengan Good Party, hanya mengumpulkan 37,6 persen suara.

Hasil pemilu kali ini menjadi ujian bagi Erdogan. Pada masa pemerintahannya saat ini, ekonomi mengalami kemunduran dan meningkatnya angka pengangguran.

Baca juga : BI Perkuat Peran Kantor Perwakilan Di Luar Negeri

Dalam konferensi pers Minggu, Erdogan mengakui partainya mengalami kekalahan dan kemunduran dukungan suara di sejumlah kota. Ini jadi bahan intropeksi. Dia berjanji akan fokus pada reformasi ekonomi ke depannya.

Kekalahan Erdogan di dua kota besar itu adalah yang pertama kali dalam 16 tahun dia berkuasa. Ini jadi pukulan terlebih latar belakang Erdogan yang memulai karier politiknya sebagai Walikota Istanbul pada 90-an.

Erdogan mengatakan, dia akan lebih berhati-hati dan serius mengurusi masalah ekonomi dan bertekad mengimplementasikan ‘program ekonomi’ khusus demi kemenangan dalam pemilu 2023.

Analis politik Murat Yetkin mengatakan, kekalahan AKP di Istanbul dan Ankara “juga diikuti kekalahan di lima kota besar lainya di Turki.”

Baca juga : Perusahaan Sawit Besar Tetap Berpihak Ke Petani

“Bahkan, di Istanbul, dengan 11 juta pemilih, mendapat dukungan dari beberapa ribu suara bisa diartikan kemunduran,” jelas Yetkin.

Kemunduran AKP dibenarkan relawan CHP, Ozgur Dilber. Dia mengatakan popularitas AKP terus melemah, meski Erdogan terus mengklaim popularitasnya baik-baik saja. “Jelas angka ini menunjukkan masyarakat menginginkan perubahan,” ujar Dilber.

Turki mengalami resesi ekonomi dalam dua tahun belakangan. Pada Februari, inflasi berada di angka 20 persen. Erdogan kerap menyalahkan kekuatan asing dan “spekulator” mata uang asing global menciptakan ketidakpastian ekonomi di Turki.

Meski demikian, partai oposisi yakin mereka bisa memperbaiki sistem ekonomi dan mempromosikan perbaikan ekonomi kepada pendukungnya. Partai oposisi juga menggunakan bendera nasional Turki, bukannya bendera partai, untuk menarik perhatian pemilih dari berbagai kalangan. [Aljazeerz/DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.