Dark/Light Mode

Sponsor Terorisme, AS Dan Iran Saling Nunjuk

Rabu, 10 April 2019 07:12 WIB
Tentara Garda Revolusi Iran
Tentara Garda Revolusi Iran

RM.id  Rakyat Merdeka - Hubungan Amerika Serikat (AS) dengan Iran nggak akur-akur. Malah, tensinya semakin meninggi. Keduanya saling tunjuk sponsor terorisme di dunia yang harus diperangi. Perseteruan diawali dengan pernyataan Presiden AS, Donald Trump yang mengatakan bahwa militer Iran, Korps Garda Revolusi Iran (Iran Revolutionary Guard Corps/IRGC) sebagai kelompok teroris dunia yang harus diberantas.

“Langkah ini terkait realita Iran bukan hanya negara yang mensponsori terorisme tapi IRGC berpartisipasi secara aktif, mem- biayai, dan mempromosikan teroris- me sebagai alat negara,” kata Trump seperti dilansir CNN, Senin (8/4).

Trump juga menyebut IRGC alat utama pemerintah Iran untuk mengarahkan dan mengimplementasikan kampanye teroris global. Kecaman Trump ini diamini Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo. IRGC adalah kelompok terorisme global.

“Ini dilakukan sebagai respons langsung rezim yang di luar hukum dan seharusnya tidak mengejutkan semua orang,” kata Pompeo.

Baca juga : Longsor Sukabumi Tewaskan 31 Orang, 2 Hilang

Pompeo menuding IRGC telah terlibat dalam aktivitas teroris sejak pembentukannya. Contohnya, IRGC dituding terlibat dalam pengeboman Khobar Towers pada 1996 di Arab Saudi, yang menewaskan 19 orang AS. Kemudian, rencana serangan terhadap dubes Saudi di AS yang gagal.

Mendengar ini, Iran murka. Presiden Iran, Hassan Rouhani tidak terima Garda Revolusi disebut kelompok teroris. Dia balik menuding. “Kalian ingin menggunakan kelompok teroris sebagai alat melawan sebuah negara. Justru kalian, AS, yang merupakan pemimpin terorisme dunia,” kecam Rouhani, kemarin.

Di Iran, narasi perlawanan terhadap AS menggema. Pemerintah setempat menggunakan media pelat merah untuk menyampaikan kalau AS teroris, bukan Iran.

“Dewan Keamanan Nasional Ter- tinggi Iran menetapkan pasukan militer Amerika Serikat sebagai organisasi teroris,” bunyi siaran stasiun televisi pemerintah Iran seperti dikutip Reuters, kemarin.

Baca juga : Hari ini Istri Eks-PM Malaysia Disidang Korupsi Proyek Tenaga Surya

Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi mengatakan, militer AS yang masih nongkrong di Iran bakal dicap sebagai pasukan teroris. “Pangkalan militer AS dan pasukan militer mereka di wilayah ini akan dianggap sebagai pangkalan teroris dan pasukan teroris yang akan ditangani dan dikonfrontasi,” tegas Araqchi.

Di saat AS-Iran memanas, Arab Saudi ikut-ikutan. Saudi condong ke AS. “Kami menyambut baik langkah praktis dan serius dalam mengekang campur tangan Iran di kawasan,” ujar sumber dari Kementerian Luar Negeri Saudi (SPA), seperti dilansir AFP, kemarin.

Sikap pro-AS yang dilakukan Saudi bukan tanpa sebab. Saudi yang menganut Islam Sunni dan Iran yang didominasi Syiah terlibat dalam rivalitas di Timur Tengah karena berkaitan dengan pengaruh keagamaan.

Riyadh memutus hubungan diplo- matik dengan Iran pada 2016 setelah para pengunjuk rasa di Iran membakar kantor misi sebagai protes atas eksekusi ulama Syiah. Adapun Washington menjalin hubungan baik dengan Saudi meski kerajaan itu disorot karena intervensi di Yaman dan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Baca juga : Donald Trump Labeli Teroris Militer Iran

Perselisihan antara AS dan Iran kembali mencuat setelah pada 2015 ketika Trump memutuskan membatalkan perjanjian nuklir. AS kembali menerapkan sanksi yang lebih keras terhadap Iran, dengan alasan negara itu tetap melanjutkan program pengembangan rudal jarak jauh.

Pada 2007, Kementerian Keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap satuan khusus IRGC, Pasukan Quds, yang bertindak sebagai perwakilan militer Iran dalam wilayah konflik di luar negeri. Mereka menyatakan pasukan itu mendukung terorisme dan menjadi perangkat Iran untuk terlibat mendukung kelompok teroris dan pemberontak.

Dua tahun lalu, Panglima IRGC, Mohammad Ali Jafari menyatakan, jika AS menggolongkan satuannya sebagai kelompok teroris, maka mereka akan menganggap seluruh pasukan AS di luar negeri seperti kelompok ISIS.(BSH)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.