Dark/Light Mode

Peringati 100 Tahun Partai Komunis

Ribuan Warga China Pesta Tanpa Masker

Jumat, 2 Juli 2021 05:42 WIB
Presiden Xi Jinping menyampaikan pidato pada acara peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China, di Lapangan Tiananmen di Beijing, kemarin. (Foto : Reuters/Carlos Garcia).
Presiden Xi Jinping menyampaikan pidato pada acara peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China, di Lapangan Tiananmen di Beijing, kemarin. (Foto : Reuters/Carlos Garcia).

 Sebelumnya 
Publikasi tersebut juga mem­prakarsai “Gerakan Budaya Baru” antara 1915 dan 1924, yang menyerukan demokrasi, kesetaraan dan sosialisme.

Negeri Panda itu mengalami kelaparan pada 1959-1961 yang menewaskan puluhan juta dan penghancuran diri Revolusi Kebudayaan 1966-1976. Pada 1979, PKC membentuk hubungandiplomatik dengan Amerika Serikat (AS) dan mulai membuka ekonominya.

Baca juga : Terbesar Di Dunia, Partai Komunis China Bertahan 100 Tahun

Terlepas dari pembantaian Lapangan Tiananmen pada 1989, China terus menerima investasi asing dan menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada akhir 2001.

Ketika mantan Presiden Deng Xiaoping mengenakan topi koboi selama kunjungan ke AS pada 1979, banyak orang Amerika berpikir bahwa China siap berintegrasi ke dalam sistem AS dengan pembukaan ekonomi yang saat itu masih belum jelas. Demikian menurut Xie Chuntao, Wakil Presiden Sekolah PKC da­lam pertemuan dengan Asosiasi Wartawan Seluruh China pada 22 Juni lalu, dilansir telegraf.id.

Baca juga : Meriahnya Perayaan 100 Tahun Partai Komunis China, Anggotanya Lebih Dari 95 Juta

AS berharap, untuk melihat evolusi damai di China tetapi mereka kecewa karena Deng bu­kan orang yang mereka bayang­kan, kata Xie.

Mereka kemudian menginginkan PKC ambruk setelah Uni Soviet runtuh pada 1991. Tetapi mereka salah lagi. Mereka, kata Xie, membuat istilah “Teori Ancaman China”. Yakni menempat­kan jejaknya di Tibet dan penin­dasan terhadap minoritas Muslim di Xinjiang. Kenyataannya, kata Xie, PKC telah menghormati peradaban lain sejak pendiriannya.

Baca juga : Wapres Launching Vaksin Anak Di Jabar

Xie mengatakan, negara-negara Barat memusuhi China karena mereka tidak ingin meli­hat Beijing lebih unggul dalam ekonomi hingga teknologi. Dia memperkirakan, PKC akan terus menghadapi tantangan ekonomi, politik, diplomatik dan militer dari Barat di masa mendatang, tetapi tidak akan mundur. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.