Dark/Light Mode
- Barito Putera Perpanjang Kontrak RD Hingga 2026
- Ini 22 Rute & Warna Bus Shalawat yang Layani Jemaah Haji ke Masjidil Haram
- Real Madrid Vs Real Betis, Laga Perpisahan Toni Kroos
- Gagal Di Malaysia Masters, Putri KW Langsung Tatap Indonesia Open
- Alasan Spanyol Akui Negara Palestina, Tolak Dicap Kawan Teroris Oleh Netanyahu
Sebelumnya
Kacaunya negara kita terlihat telanjang dari kasus “Polisi Tembak Polisi di rumah Jenderal Polisi”. Pembunuhan sadis ini terkesan tidak bisa ditangani secara cepat oleh Kapolri; bahkan yang dipertontonkan adalah obstruction of justice terus-menerus sehingga bertele-tele penangannya; terkesan Kapolri juga “ngegeng” dengan tersangka utamanya, sehingga Presiden sampai 4 kali mendesak Kapolri supaya kasus pembunuhan ini diselesaikan secara transparan, cepat dan terbuka, jangan ditutup-tutupi. Meskipun demikian, sampai hari ini kasusnya masih mengambang, karena kelompok Irjen Ferdy Sambo masih terus berjuang untuk “melawan”, minimal dengan tujuan Sambo kelak bisa dihukum seringannya.
Baca juga : Sangat Mendesak Reformasi Polri
Selama satu bulan lebih publik diberikan tontonan yang memuakkan, sekaligus tontonan yang mempermalukan institusi Polri juga. Masyarakat baru tahu di dalam Polri ada apa yang dinamakan Satgas Khusus Merah Putih dengan tugas dan tujuan yang tidak jelas; dengan kecurigaan mengumpulkan dana puluhan triliun. Yang mengejutkan: Sambo inilah pemimpin Satgas Khusus Merah Putih.
Baca juga : Bergulat Menekan Subsidi PupukĀ
Masyarakat ramai-ramai menuntut agar Polri segera melakukan reformasi total, karena negara – di mana pun – takkan maju manakala penegakan hukumnya memble dan lemah. Dan jika bicara tentang penegakan hukum, Polri menjadi garda paling depan, meskipun peran kejaksaan dan pengadilan juga sangat krusial.
Baca juga : Polri: To Be Or Not To Be
Penegakan hukum yang kacau-balau mencerminkan negara yang mendekati status failed-state, negara gagal. Di Amerika, baru saja kita saksikan tontonan yang hebat: puluhan pasukan FBI menyerbu dan menggeledah rumah kediaman mantan Presiden Donald Trump karena dituduh menyimpan banyak dokumen rahasia. Tidak kurang satu truk dokumen di dalam rumah Trump disita untuk diperiksa. Eks Presiden yang pernah berkuasa itu tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali berkoar-koar. Itulah cermin kuatnya instansi penegakan hukum di Amerika.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.