Dark/Light Mode

Mengenal Isme-isme Kontroversial (21)

Aliran Sesat

Minggu, 30 Oktober 2022 06:26 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Nabi Muhammad sendiri dianggap orang gila (Mereka berkata: “Hai orang yang diturunkan Al Qur’an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila”. (QS Al-Hijr/15:16), dianggap paranormal atau tukang tenung (“Maka tetaplah memberi peringatan, dan kamu disebabkan nikmat Tuhanmu bukanlah seorang tukang tenung dan bukan pula seorang gila. (Q.S. Al-Thur/52:29).

Juga dianggap tukang sihir (“Demikianlah tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: “Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila”). (Q.S. Al-Dzariyat/51: 52), dan dianggap penyair gila (Dan mereka berkata: “Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahansembahan kami karena seorang penyair gila? (Q.S. Al Shaffat/37:36).

Baca juga : Salafi Jihadi

Namun, Nabi Muhammad sebagai seorang pemegang kendali otoritas Mekah-Madinah, tidak pernah membumihanguskan para penganut aliran sesat. Bahkan Musailimah al-Kadzdzab yang nyata-nyata mendeklarasikan diri sebagai Nabi (palsu), di depan Nabi tidak pernah ditangkap atau diinstruksikan untuk dieksekusi. Musailimah bahkan ditantang menayangkan karya andalannya berupa imitasi wahyu yang dibuatnya sendiri, dipamerkan di pintu masuk Ka’bah. Hingga masyarakat menilai, mana ajaran orisinal, mana ajaran yang palsu.

Nabi Muhammad juga pernah memarahi panglima perang Usamah lantaran membunuh seorang musuh yang sudah bersyahadat. Setelah Usamah diinterogasi Nabi, Usamah menjawab, “Saya membunuh orang itu karena hanya ingin menyelamatkan diri ketika dirinya terpojok. Saat itulah Rasulullah mengeluarkan pernyataan sebagaimana dikutip di dalam Al-Muwaththa’: Nahnu nahkumu bi al-dhawahir wa Allahu yatawalla al-sarair (Kita hanya menghukum apa yang tampak, hanya Allah yang berhak menghukum apa yang tidak tampak).

Baca juga : Awal Ketegangan Politik Dalam Dunia Islam

Dalam banyak riwayat, Nabi memberikan kesempatan kepada mereka yang dianggap sesat untuk mengintrospeksi diri. Nabi tidak pernah memaksakan kehendaknya kepada kelompok minoritas, apalagi kalau hal itu menyangkut masalah aliran. Bukankah Allah SWT juga telah mengingatkan kita:

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya”. (Q.S. Al-Qashash/28:56).■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.