Dark/Light Mode
Rekonsolidasi Strategi Kebudayaan Nasional (11)
Sejarah Dan Filosofi “Bhinneka Tunggal Ika”
Sebelumnya
Penyerangan aliran yang dianggap kelompok "sesat" oleh majlis ulama seringkali menjadi target. Di antara berbagai golongan saling mengkafirkan dan saling usir-mengusir dan bahkan bunuh-bunuhan lantaran dipicu penafsiran sumber ajaran agama.
Tentu saja kenyataan ini sangat disesalkan karena mereka sama-sama berpegang kepada kitab suci yang sama tetapi mereka saling bermusuhan satu sama lain. Indonesia yang menghayati motto: Bhinneka Tunggal Ika seharusnya konflik horizontal tidak perlu terjadi.
Baca juga : Pluralitas Masyarakat Nusantara
Meskipun suku, etnik, agama dengan berbagai aliran dan mazhabnya berbeda-beda namun persamaan historis sebagai satu bangsa yang pernah mengalami pahit getirnya perjuangan melawan penjajah membuat perbedaan-perbedaan tersebut ibarat sebuah lukisan yang berwarna-warni membuat lukisan itu menjadi lebih indah dan arstistik.
Semangat keindonesiaan ini seharusnya mampu melenturkan kelompok-kelompok etnik dan ajaran agama di Indonesia. Sudah sekian lama konflik horizontal tidak pernah terjadi di Indonesia dalam masa proto Indonesia.
Baca juga : Memahami Background Indonesia (2)
Belakangan setelah Indonesia bersentuhan dengan nilai-nilai kemasyarakatan baru, sebagai pengaruh globalisasi, bangsa Indonesia mulai berkenalan dengan konflik horizontal yang bertema keagamaan. Kristalisasi nilai-nilai keindonesiaan telah berhasil mengantarkan bangsa ini menjadi satu kesatuan wilayah geografis dan kultural yang kuat, sehingga mampu mengusir kekuatan penjajah dan kekuatan tentara sekutu. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.