Dark/Light Mode
- Barito Putera Perpanjang Kontrak RD Hingga 2026
- Ini 22 Rute & Warna Bus Shalawat yang Layani Jemaah Haji ke Masjidil Haram
- Real Madrid Vs Real Betis, Laga Perpisahan Toni Kroos
- Gagal Di Malaysia Masters, Putri KW Langsung Tatap Indonesia Open
- Alasan Spanyol Akui Negara Palestina, Tolak Dicap Kawan Teroris Oleh Netanyahu
Perang Rusia Vs Ukraina, Perspektif Intelijen Strategis Februari-September 2022
Sebelumnya
Selama puluhan tahun, terjadi perang dingin antara NATO dan Pakta Warsawa.
Peta dunia berubah total setelah Uni Soviet runtuh pada akhir Desember 1991, karena satu per satu Republik di Soviet menyatakan merdeka dan menjadi negara sendiri.
Baca juga : PSSI Harus Berantas Judi Bola
Pasca runtuhnya Soviet dan Pakta Warsawa, dua blok besar ini tidak pernah “damai”, selalu terjadi perang dingin yang nyaris perang. Apa sebab? Karena satu per satu negara ex Pakta Warsawa menyeberang dan pindah jadi anggota NATO. Terakhir, Ukraina pun ingin menjadi anggota NATO. Sampai tahap ini, Putin berteriak: Stop, Ukraina tidak boleh menyeberang ke NATO, Kita harus gempur habis-habisan Ukraina jika nyeberang ke NATO. Kenapa? Keamanan Rusia terancam serius jika Ukraina “dicaplok” NATO.
Nah, tatkala Ukraina tampak semakin mesra dengan blok NATO, apalagi dikipas terus oleh sejumlah negara NATO, khususnya AS, NATO memperlihatkan “giginya” kepada blok Barat. Diserbu-lah Ukraina.
Baca juga : Pejabat Tinggi Hindarilah Cacat Moral
Alasan lain pecahnya perang kedua negara ini? Yes, Ukraina sudah lama jadi pusat kapal perang nuklir Rusia. Memang sejak Soviet runtuh, kapal-kapal nuklir Rusia di Ukraina perlahan-lahan dipindahkanke tepublik-republik lain untuk menghindari ancaman serbuan NATO.
Kecuali itu. Kita jangan lupa pendirian Uni Soviet sebagai “negara republik” sebetulnya juga dipaksakan, tidak bergabung dengan sukarela. Setelah geopolitik Eropa berubah, republic yang berpenghuni mayoritas suku Rusia satu-per-satu ingin memisahkan diri, antara lain orang-orang keturunan Ukraina di Polandia; mereka punya aspirasi keluar dari Ukraina dan bersatu dengan Polandia.
Baca juga : Tidak Ada Kejutan Di Puncak Peringatan Hari Bung Karno
Tidak heran lebih dari 2,5 juta orang Ukraina ramai-ramai pindah ke Polandia sebagai pengungsi setelah Ukraina terus digempur oleh peluncur-peluncur kendali Rusia. Mereka menyatu kembali dengan “saudara-saudaranya” yang sudah puluhan tahun bermukim di Polandia.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.