Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cycling de Jabar Jadi Ajang Persiapan Atlet Jelang Kejurnas Balap Sepeda 2024
- Man. City Vs Man. United, The Citizens Mau Pecahkan Rekor
- Rinov Dan Pitha Melaju, Putri KW Angkat Koper
- Gagal Di Malaysia Masters, Putri KW Langsung Tatap Indonesia Open
- Alasan Spanyol Akui Negara Palestina, Tolak Dicap Kawan Teroris Oleh Netanyahu
Sebelumnya
Dengan demikian, penting untuk diingat bahwa pemahaman tentang tragedi dalam sejarah demokrasi dapat memberikan pelajaran berharga --pelajaraan tentang bagaimana menjaga dan memperbaiki sistem demokratis untuk mencegah pengulangan kesalahan masa lalu. Pelajaran ini, antara lain, dengan mengimplementasikan konsepsi Demokrasi Kata Hati. Demokrasi Kata Hati, adalah konsep yang senantiasa mendorong dialog yang konstruktif antara berbagai pihak dalam masyarakat. Hal ini dapat membantu mencapai konsensus yang lebih luas dalam pengambilan keputusan politik, yang memungkinkan nilai-nilai dan aspirasi yang lebih beragam untuk diwakili.
Dalam pemikiran Bung Karno, pendiri Republik Indonesia besar ini, ada pandangan yang menarik tentang demokrasi. “Demokrasi harus menjadi sarana bagi rakyat untuk mencapai kesejahteraan bersama,” kata Bung Karno. Dalam pandangan ini, demokrasi seharusnya lebih menekankan pentingnya partisipasi aktif rakyat dalam proses politik.
Tidak sampai di situ saja, tambahan pula Demokrasi Kata Hati dalam Pancasila merujuk pada proses pengambilan keputusan politik, serta wajib memperhitungkan nilai-nilai moral, etika, dan keadilan yang dianut oleh individu dalam masyarakat. Ini merupakan aspek yang seringkali dilupakan atau diabaikan dalam konteks demokrasi konvensional, yang biasanya hanya berfokus pada pemilihan umum dan pengambilan keputusan berdasarkan mayoritas suara.
Baca juga : Momentum Geopolitik KTT Ke 43 ASEAN
Konsep Demokrasi Kata Hati sangat penting dalam ideologi Pancasila, karena mengakui bahwa demokrasi seharusnya tidak hanya menjadi mekanisme formal untuk memilih pemimpin. Atau, mengesahkan undang-undang. Tetapi juga harus mencerminkan nilai-nilai dasar masyarakat Indonesia.
Di bawah prinsip “kemanusiaan yang adil dan beradab” dalam Pancasila, Demokrasi Kata Hati menegaskan bahwa pengambilan keputusan politik seharusnya menghormati martabat manusia, mengutamakan keadilan sosial, dan memperhitungkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
Sementara itu Demokrasi Kata Hati, dalam konteks geopolitik, mengemukakan pentingnya keselarasan nilai-nilai demokrasi di antara negara-negara. Dalam geopolitik, ini berarti bahwa negara-negara yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai seperti hak asasi manusia, keadilan, dan partisipasi rakyat akan cenderung memiliki dasar yang kuat untuk berkolaborasi dalam isu-isu global. Ini dapat membentuk aliansi-aliansi dan kemitraan geopolitik yang kuat.
Baca juga : Geopolitik BRICS Peluang Indonesia Maju
Maka geopolitik dengan Demokrasi Kata Hati menekankan peran diplomasi dengan elemen empati dalam hubungan internasional. Diplomat yang mewakili negara-negara yang menganut konsep ini, lazim memahami dan merespons dengan bijaksana terhadap kebutuhan dan perspektif negara-negara lain. Jelaslah ini diplomasi yang lebih produktif dan mengurangi potensi konflik.
Dalam geopolitik, ini berarti negara-negara yang menganut Demokrasi Kata Hati akan lebih mungkin mencari solusi melalui dialog, diplomasi, dan kerjasama multilateral daripada menggunakan kekuatan militer. Maka hal ini pada gilirannya dapat membantu menjaga perdamaian global dan stabilitas.
Penerapan konsep Demokrasi Kata Hati dalam geopolitik dapat membawa perubahan dalam cara negara-negara berinteraksi satu sama lain. Hubungan internasional dapat menjadi lebih harmonis dan berkelanjutan, berfokus pada upaya bersama untuk mencapai tujuan-tujuan demokratis yang lebih besar.
Baca juga : Tri Sakti Dan Revolusi Mental: Indonesia Maju
Jadi, Demokrasi Kata Hati dalam geopolitik adalah tentang menciptakan dasar nilai yang mendalam untuk kerjasama internasional, mempromosikan diplomasi empati, mendorong penyelesaian konflik damai, dan menghasilkan pengaruh positif dalam isu-isu global. Hal ini dapat membawa perubahan positif dalam dinamika hubungan internasional yang kompleks dan beragam.
Prof. Dr. Ermaya Suradinata, SH, MH, MS, adalah mantan Dirjen Sospol Depdagri RI, Rektor IPDN, dan mantan Gubernur Lemhannas RI.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya