Dark/Light Mode

Masalah Beras Dan Rontoknya Mentan

Minggu, 1 Oktober 2023 05:48 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka -
Oleh: Prof. Tjipta Lesmana
Pengamat Ketahanan Nasional       

Sejak 5 tahun yang silam selalu ada saja pihak-pihak yang memainkan komoditas pangan, khususnya beras di negara kita. Menciptakan situasi kegelisahan mengenai stok beras dalam negeri. Intinya, mendesak pemerintah segera menambah stok beras dalam negeri yang dikatakan kritis, antara lain dengan impor beras karena stok di dalam negeri yang dikatakan “kritis”. Bulog kadang dituding tidak mampu menambah stok beras karena berbagai alasan seperti cuaca yang buruk dan panen yang gagal dan lain sebagainya. Ujung-ujungnya apa lagi kalau tidak minta (bahkan mendesak) pemerintah untuk segera impor beras.

Baca juga : Kaesang Masuk PSI, Kenapa PDIP Diam Saja?

Impor beras memang dapat memperoleh cuan sangat menggiurkan bagi pihak-pihak tertentu yang “bermain”. Harga beras di Vietnam dan Thailand sangat murah, dibandingkan harga beras di Indonesia karena produksinya yang melimpah-limpah. Di sepanjang tepi Sungai Meikong, termasuk Vietnam Utara, kami pernah melihat tanaman padi luar biasa marak sehingga dapat menghasilkan jutaan ton beras. Beras yang melimpah-limpah itu harus diekspor; Indonesia salah satu negara incaran Vietnam, Thailand, dan Kampuchea.  

Padahal Indonesia termasuk produsen padi yang terbilang cukup besar, karena lahan padi yang begitu luas dari Sabang sampai Merauke. Maka, tatkala pemerintah mengumumkan hendak impor beras, daerah-daerah tertentu, khususnya Makassar, Jawa Tengah dan Papua langsung berteriak menentang dengan alasan produksi mereka cukup besar.

Baca juga : Pemberantasan Korupsi Di Singapura

Tapi fenomena saat ini terbalik. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo sekitar 10 hari itu mengatakan produksi pangan kita, secara nasional bagus. Data dari BPS, Kementerian Pertanian, Satelit sandi dan Bulog, semua, menunjukkan data positif. “Kalau kami tidak dipercaya juga, saya tidak tahu apa maksud mereka!” ucap Mentan sambal tarik nafas dalam seolah kesal. Seolah ada pihak-pihak tertentu yang hendak mendeskreditkannya.          

Namun, 2-3 hari yang lalu, giliran Presiden Jokowi yang memperingatkan pihak-pihak terkait untuk waspada. Presiden menyatakan ‘ngeri’ membaca berita-berita luar negeri tentang ancaman kekurangan pangan di seantero dunia, seraya memperingatkan Kementerian Pertanian untuk berhati-hati.          

Baca juga : Kenapa Judi Online Dipajaki?

Beberapa waktu yang lalu, Jokowi mengingatkan Indonesia harus swasembada beras dalam tempo 3 tahun mendatang. “Jika ada impor beras lagi, saya ganti Menteri Pertanian!” keras ancaman Presiden melihat gejala-gejala mau impor beras lagi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.