Dark/Light Mode

Teologi Lingkungan Hidup (26)

Relasi Tuhan Dan Alam: Keberadaan Tuhan (7): Perspektif Agama Hindu (2)

Selasa, 10 Oktober 2023 06:10 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Perkembangan terakhir, sebagaimana dieksplorasikan oleh para gnosist (sufi), sudah sampai kepada konsep kesatuan realitas (monistic conception of reality), seperti apa yang pernah diperkenalkan para sufi, terutama Ibn ’Arabi dan murid-muridnya dalam Islam. Ia menggagas konsep kesatuan wujud (wahdah al-wujud), yang intinya Tuhan, alam semesta, dan manusia merupakan satu keberadaan yang tak bisa dipisahkan satu sama lain. Keberadaan alam termasuk manusia sesungguhnya adalah keberadaan semu (mumkin al-wujud). Keberadaan sejati (wajib al-Wujud) ialah Dia Yang Maha Dia, Sang Sirr al-Asrar (The sacred of The Sacred). Itulah yang disebut oleh Upanisad dengan ”Tat twam asi”, mistisisme Jawa menyebutnya ”Manunggaling Kawula Gusti”, atau The Great Unity.

Baca juga : Relasi Tuhan dan Alam: Keberadaan Tuhan (6): Perspektif Hindu (1)

Dalam konsep monoteisme sebagaimana diperkenalkan oleh teolog (ahli imu kalam) masih menyisakan dualitas, yakni masih mengenal adanya Sang Pencipta (al-Khaliq) dan ciptaan (al-makhluq). Sang khaliq dilukiskan bersemayam di atas istana-Nya (al-’Arsy) lalu makhluknya menyebar dalam bentuk alam semesta. Tuhan sebagai Sang Pencipta mengontrol ciptaannya di atas sono, lalu makhluknya sibuk memuja diri-Nya di bawah. Jika para makhluk ingin selamat maka harus mengikuti manual penyembahannya, jika mereka menolak atau meninggalkan ketentuan itu akan dibalas dengan penderitaan dan kesensaraan.

Baca juga : Relasi Tuhan dan Alam: Keberadaan Tuhan (5): Perspektif Kristen

Dalam konsep moneistik, konsep tentang Tuhan tidak lagi terpisah (transendent) tetapi menyatu (immanent) atau inhaerent dengan keseluruhan wujud yang ada, baik wujud alam nyata (al-’alam al-syahadah) maupun alam gaib (al-’alam al-gaib). Keberadaan alam sesungguhnya tidak lain adalah manifestasi (tajalli)-Nya sendiri. Alam adalah bayang-bayang (madhhar) Tuhan, tetntu tidak ada bayang-bayang tanpa ada wujud yang sesungguhnya (al-Wajib al-Wujub). Ia bagaikan laut dengan ombaknya, bagaikan api dengan panasnya, bagaikan lampu dengan cahayanya. Keduanya berbeda tetapi tak mungkin bisa dipisahkan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.