Dark/Light Mode

Filosofi Halal bi Halal (2)

Asal-Usul Halal bi Halal

Senin, 22 April 2024 05:46 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Bersilaturrahim bukan hanya dengan sesama umat manu­sia tetapi juga dengan sesama makhluk (ukhuwwah makhluqi­yyah). Dalam Islam tidak dike­nal ada ’benda mati’. Benda mati hanya dikenal dalam ka­mus manusia biasa. Hal ini ditegaskan di dalam Al-Qur’an: ”Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertas­bih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka”. (Q.S. /17:44).

Baca juga : Makna Halal bi Halal

Menjalin silaturrahim dengan mereka tidak kalah penting­nya dengan manusia. Gagal membangun silaturrahim dan keakraban dengan makhluk makrokosmos bisa membawa malapetaka bagi manusia. Hal ini sudah diingatkan Tuhan di dalam Al-Qur’an: ”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia)” (Q.S. 30:41).

Baca juga : Berlomba Dalam Kebaikan

Demikian pula bersilaturrahim dengan fauna dan flora banyak dicontoh­kan pengalaman hidup Nabi. Sebuah hasil penelitian di Je­pang membuktikan hal ini dengan melaporkan bahwa pohon angrek yang dipelihara oleh majikan dengan penuh kasih sayang jauh lebih indah kembangnya ketimbang angrek yang dipelihara tukang kebun yang menjalankan rutinitasnya dengan motivasi perolehan gaji dari majikan atau atasannya. Allahu a’lam.

Baca juga : Berkepribadian Optimis

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 5, edisi Senin, 22 April 2024 dengan judul "Filosofi Halal Bi Halal (2) Asal-Usul Halal bi Halal"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.