Dark/Light Mode

Pandangan Paradoks Dan Perilaku Kemunafikan (1)

Menggelikan, Masjid Dicap Radikal Karena Paham Tak Sama

Kamis, 7 Februari 2019 05:29 WIB
SHAMSI ALI
SHAMSI ALI
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Hal yang paling menggelikan bagi saya adalah penampakan radikalisme yang dibangun untuk mengusung kepentingan tertentu itu sekaligus menelankangi karakter ketidakjujuran (hypocritical attitude) sebagian orang.

Bagaimana tidak. Saya melihat betapa banyak orang membanggakan kebebasan berekspresi dunia Barat. Bahkan dalam menghujat figur-figur yang dihormati dan disucikan oleh sebagian orang.

Baca juga : Membantah Huntington

Ambillah sebagai misal ketika Nabi Muhammad SAW digambarkan sebagai “suicide bomber” (pelaku bom bunuh diri) oleh seorang jurnalis Denmark. Surat kabar Denmark itu tiba-tiba menjadi sangat populer karena kasus yang kemudian dikenal dengan “Danish Cartoon” yang menggambar seseorang yang kemudian diakui sebagai Nabi Muhammad.

Runyamnya lagi, gambar yang diakui sebagai Nabi Muhammad itu seolah menyimpan bom di dalam sorbannya. Oleh pihak-pihak yang dengan mudah dan enteng menuduh orang lain sebagai radikal itu, melihat pelecehan Rasulullah SAW sebagai sekedar bagian dari kebebasan berekspresi (freedom of expression). [Bersambung]

Baca juga : Hidup Rukun Atau Saling Benci

Imam Shamsi Ali : Presiden Nusantara Foundation, Imam Islamic Center New York, Direktur Jamaica Muslim Center, New York, Pendiri Pondok Pesantren Di AS, dan Diaspora Indonesia di Kota New York.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.