Dark/Light Mode

Renungan Atas Jatuhnya Kabul

Kamis, 19 Agustus 2021 08:28 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Sementara itu, Osama bin Laden pada 2 Mei 2011 disergap dari persembunyiannya di Pakistan, tewas dalam operasi militer AS yang berlangsung sekian lama. Kematian Osama ternyata tidak melemahkan perlawanan Al Qaeda terhadap Amerika.

Di mata Amerika, Al Qaeda organisasi teroris yang harus terus diperangi. Tapi terhadap Taliban, sikap Amerika terus mengalami perubahan. Washington berusaha terus membujuk pimpinan Taliban untuk menjauhkan diri dari Al Qaeda. Pihak intelijen AS tetap percaya Al Qaeda dan kelompok teroris lainnya tetap menjadi ancaman aktif di Afghanistan. Namun mereka menolak berkomentar tentang hubungan Taliban dengan Al Qaeda. Perjanjian AS-Taliban tahun 2020 merupakan langkah maju Washington untuk bekerjasama dengan Taliban membangun kembali Afghanistan. Taliban siap berdialog dengan AS secara damai dengan syarat AS dan NATO menarik pasukannya dari Afghanistan. Perjanjian 2020 mengharuskan Taliban untuk menjauhkan diri dari pihak-pihak yang dapat menimbulkan ancaman terhadap keamanan AS dan sekutunya.

Baca juga : Hiruk-Pikuk Hibah Rp 2 Triliun

Sama dengan sikap Obama terhadap Irak, Joe Biden rupanya juga “capek” melihat keterlibatan negaranya di Afghanistan. Dalam kampanye pemilu 2019, ia berjanji akan menarik seluruh pasukan Amerika dari Afghanistan. Dengan catatan, AS tetap tidak akan tinggalkan Afghanistan. Bantuan terutama di bidang intelijen militer dan pelatihan kepada militer Afghanistan. Di tengah situasi yang semakin panas dengan kepungan semakin ketat Kabul oleh pasukan Taliban, Presiden Biden beberapa hari yang lalu tetap menyatakan komitmennya menarik pasukan negaranya dari Afghanistan.AR,GETTY IMAGES

Bagi Indonesia, kewaspadaan tinggi harus ditegakkan menjelang jatuhnya Afhanistan ke tangan Taliban. Selama lebih dari 10 tahun dunia diberikan image negatif tentang Taliban. Perempuan dan anak kecil pun dihukum secara maksimal jika melakukan kejahatan. Sepertinya mereka a priori, bahkan benci, terhadap apa saja yang selama ini menjadi kebiasaan universal.

Baca juga : Covid Peluang Memeras Orang Tertimpa Kesusahan

Untuk meningkatkan ketahanan nasional menghadapi situasi panas di Timur Tengah, pemerintah kita harus secepatnya berbenah diri secara serius, yaitu meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan kesejahteraan rakyat dan serius menegakkan rule of the law. Satu hal lagi: Para pemuka agama perlu terus-menerus melakukan upaya mempererat kerukunan umat agama di seluruh pelosok Nusantara! (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.