Dark/Light Mode

Membaca Tren Kelas Menengah Kaum Santri

Sabtu, 23 Oktober 2021 06:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Diakui atau tidak, gagasan-gagasan pluralisme Gus Dur banyak berpen­garuh di dalam kelas menengah santri, khususnya di dalam generasi muda NU. Ini bisa dibuktikan dengan lahirnya sejumlah tokoh muda NU yang mem­punyai pandangan moderat, meskipun di antaranya sering dicap sebagai tokoh kontroversi.

Anak-anak muda yang aktif dalam Jaringan Islam Liberal (JIL) misalnya, hampir semuanya menjadi anak-anak asuh Gus Dur, meskipun di kemudian hari ada di antaranya yang berseberan­gan pemikiran dengan Gus Dur.

Baca juga : Bagaimana Mengatasi NII (4)

Dalam era Gus Dur, banyak sekali santri keluar dari lingkungan pondok pesantren dan mendapatkan pekerjaan sambilan sebagai voluntary dengan dukungan dana dari berbagai funding dari dalam dan luar negeri.

Para elite pesantren di era popularitas Gus Dur banyak yang hidup lebih se­jahtera secara ekonomi. Salahsatu kelebi­han Gus Dur ialah kemampuan mem­bangun jaringan yang begitu luas dan bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk komunitas luas, khususnya para santri.

Baca juga : Bagaimana Mengatasi NII (3)

Namun begitu Gus Dur mening­gal, kelas menengah santri banyak yang terpaksa mengubah strategi, dari tadinya mengandalkan power Gus Dur ke power penguatan diri sendiri.

Apalagi setelah Partai Keadilan Bangsa (PKB) yang pernah didirikan Gus Dur mengalami kecelakaan sejarah. Kelas menengah santri banyak yang mencari figur sandaran baru dan terkadang ber­beda sama sekali dengan background tradisi pesantren. Ini semua dilakukan demi kelangsungan kultur baru yang pernah dinikmati selama ini. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.