Dark/Light Mode

Infeksi Virus Berisiko Pada Tumbuh Kembang Anak, Lawan Dengan Imunitas

Selasa, 12 Mei 2020 04:35 WIB
Ilustrasi: Tumbuh sehat anak berawal dari makanan bergizi seimbang/Getty Images
Ilustrasi: Tumbuh sehat anak berawal dari makanan bergizi seimbang/Getty Images

RM.id  Rakyat Merdeka - Infeksi virus berisiko terhadap tumbuh kembang anak. Dokter ahli tumbuh kembang anak Ahmad Suryawan mengatakan, pada anak usia di bawah 6 tahun dapat mengganggu tumbuh kembang dasar, yakni kemampuan motorik, bicara bahasa dan personal kemandirian.

Sementara pada anak usia di atas 6 tahun, proses infeksi dapat mengganggu tumbuh kembang dalam aspek perilaku dan kecerdasannya.

“Pada anak-anak, meningkatkan daya tahan tubuh bukan hanya mencegah virus itu tidak masuk, tetapi daya tahan tubuh juga harus bisa digunakan untuk menimbulkan energi yang dipakai untuk perkembangan otaknya," kata Ahmad.

Dengan demikian, mengamankan daya tahan tubuh selama masa physical distancing mencakup tiga hal. 

Baca juga : Menteri Edhy Kubur Kebijakan Susi

Pertama, mengatur pola aktivitas fisik tergantung usia. Kedua, mengatur aktivitas tidur. Ketiga, yang paling penting adalah mengatur pola pemberian nutrisi. Ini adalah upaya dasar yang harus dilakukan orang tua selama fase physical distancing atau mandiri di rumah.

Tidak hanya anak-anak, khusus dewasa di pandemi dan tengah menjalankan ibadah di Ramadhan, puasa tidak terlalu berefek pada ketahanan tubuh atau sistem imun karena orang tetap makan dan minum. Perbedaannya ada pada waktu buka dan sahur.

Karena itu, upaya pencegahan pada masa sekarang antara lain dengan social distancing, physical distancing, pakai masker, cuci tangan, kemudian hidup bersih dan sehat.

Hidup sehat artinya makan teratur, mengonsumsi nutrisi yang baik, jangan begadang, tidak merokok dan lainnya.

Baca juga : Tekan Kerugian, Garuda Nego Ulang Sewa Pesawat Dan Pangkas Rute

“Virus ini harus dilawan dengan imunitas yang baik dan nutrisi yang baik, itu akan meningkatkan sistem imun,” terangnya.

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania mengatakan, untuk meningkatkan dan memelihara daya tahan tubuh upayanya harus holistik. Misal, tidur dan istirahat yang cukup, makan yang bergizi seimbang, sebisa mungkin hindari stres dan tetap mengonsumsi air putih yang cukup.

“Ketika mengharuskan suplemen, maka konsumsilah sesuai dengan kebutuhan. Ketika kita harus konsumsi setiap hari dibarengi dengan minum air putih cukup dan istirahat. Artinya, mengonsumsi suplemen itu bukan satu-satunya, tetapi sebagai salah satu upaya," katanya.

Vice President Research and Development SOHO Global Health Raphael Aswin Susilowidodo menganjurkan masyarakat menggunakan temulawak yang telah diekstrak. 

Baca juga : Anggota Dewan Rela Anggaran AKD Disunat Habis

Penggunaan temulawak yang telah diekstrak, menurut dia, lebih efektif menjaga kesehatan tubuh karena kadar curcuminnya lebih terukur sehingga sesuai dengan kebutuhan tubuh.

“Untuk mendapatkan ekstrak curcumin 20 miligram diperlukan 7.500 miligram temulawak segar, sehingga produk Curcuma FCT sangat simpel dan nyaman digunakan tanpa harus repot membuat rebusan," katanya. [MER]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.