Dark/Light Mode

Tak Disediakan Tempat Penampungan

Warga DKI Pilih Buang Sampah Di Jalan Dan Kali

Minggu, 3 April 2022 07:30 WIB
Alat berat mengeruk lumpur bercampur sampah saat grebek lumpur di Kali Krukut, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta, Senin (7/3/2022). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa).
Alat berat mengeruk lumpur bercampur sampah saat grebek lumpur di Kali Krukut, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta, Senin (7/3/2022). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa).

 Sebelumnya 
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, Selatan Mohamad Amin mengatakan, di wilayahnya belum ada satu pun TPS3R. Pasalnya pembangunan yang diproyeksikan akan dimulai di tahun 2020 terdampak refocusing anggaran akibat pandemi Covid-19.

Tahun ini, sambung Amin, TPS3R di Jakarta Selatan rencananya akan dibangun di Kramat Pela Kebayoran Baru, Kalibata Indah, dan Pondok Pinang, Kebayoran Lama.

“Tahun 2022 ini baru akan dieksekusi, karena baru ada anggaran,” tandasnya.

Direktur Eksekutif Wahana Linkungan Hidup Indonesia (Walhi) DKI Jakarta, Suci Fitriah Tanjung mengatakan, pengelolaan dan pengendalian sampah di Jakarta butuh sinergi dari berbagai pihak. Yang paling utama, harus dilakukan dari hulu atau pihak produsen.

Baca juga : Pastikan Stok Pangan Jelang Ramadhan, Kepala BPN Sidak Ke Pasar Bekasi

“Setiap produsen ini kan menghasilkan sampah, seperti plastik. Nah plastik itu akan menjadi sampah. Pengolaan itu harus menjadi tanggungjawab produsen,” kata Suci kepada Rakyat Merdeka, Jumat (1/4).

Bentuk tanggungjawab itu, menurut Suci, bisa dengan kewajiban produsen menyediakan shelter pembuangan sampah hasil produknya atau pengenaan pajak.

“Sekarang seperti online shop juga kan menggunakan plastik untuk mengemas produknya, ini harus diatur juga,” ujarnya.

Selain itu, menurut dia, Pemprov DKI Jakarta harus mengedukasi masyarakat tentang bagaimana cara pengelolaan sampah yang baik.

Baca juga : Lima Warga Terancam Penjara 15 Tahun Dan Denda Rp 15 Miliar

“Jangan hanya salahkan masyarakat, tapi lihat juga apakah mereka sudah memiliki pemahaman tentang pengelolaan sampah dan apakah TPS sudah tersedia,” ucapnya.

Dia menilai, masih banyaknya masyarakat buang sampah sembarangan karena faktor kurang edukasi.

“Banyak masyarakat yang masih menganggap sampah sisa makanan itu tidak masalah dibuang sembarangan, karena nanti akan terurai sendiri. Padahal ini pemahaman yang salah,” bebernya.

Dijelaskannya, sampah sisa makanan atau sampah organik memang dapat terurai. Namun, uraian sampah itu menyisakan zat kimia dan air lindi yang tak kalah berbahaya. Karenanya, Pemprov DKI Jakarta harus terus mengkampanyekan hal tersebut.

Baca juga : Tingkatkan Kepuasan Pelanggan, PLN Sinergikan SDM Dan Digital Culture

“Untuk membangun kesadaran ini, butuh upaya yang intens dan waktu yang panjang. Di Jepang saja, butuh waktu satu generasi untuk membuat warganya sadar dan tertib akan sampah,” terangnya.

Berdasarkan data Walhi Jakarta, timbunan sampah harian Jakarta dari tahun 2015 sampai tahun 2020 mengalami peningkatan. 2015 timbunan sampah harian Jakarta sekitar 7.000 ton lalu meningkat menjadi 8.300 ton di 2020.  [DRS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.