Dark/Light Mode

Perkuat Perlindungan Tubuh

Anak 6 Tahun Ke Atas Butuh Booster

Sabtu, 23 Juli 2022 12:29 WIB
Ilustrasi vaksinasi anak. (Foto: Patrarizki/RM)
Ilustrasi vaksinasi anak. (Foto: Patrarizki/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Epidemiolog mendorong Pemerintah segera memberikan vaksinasi dosis ketiga atau booster kepada anak berusia 6 tahun ke atas untuk menambah perlindungan bagi kekebalan tubuh. Hal ini penting untuk memberikan rasa aman kepada orang-orang sekitar terutama orangtua dan guru di sekolah.

Epidemiolog dan peneliti Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengatakan, booster pada anak juga penting. Apalagi, Pemerintah menyatakan bahwa stok vaksin berlebih.

"Kecendrungannya saat ini vaksinasi diperlukan 3 dosis," kata Dicky saat dihubungi RM.id, Sabtu (23/7).

Booster pada anak diperlukan untuk mencegah terjadinya penularan virus covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Apalagi, subvarian ini memiliki karakter penyebarannya lebih tinggi.

Baca juga : Perlu, Desain Perlindungan Anak dari Virus Intoleransi dan Radikalisme

"Untuk anak yang sudah lebih dari 4-5 bulan lalu disuntik reguler atau dua dosis maka berikan saja dosis ketiganya. Dan kelompok berisiko juga sedang dilakukan program vaksinasi booster-nya," ujar Dicky.

Selain itu, Dicky menyoroti agar sekolah rutin memeriksa dan memperbaiki sirkulasi/ventilasi kelas. Jika dalam kelas memiliki sirkulasi udara yang buruk maka perlu diperbaiki. Ini dinilai penting supaya mengurangi risiko virus yang terkonsentrasi di satu ruangan bahkan di lorong-lorong kelas.

"Atau bisa menambah dengan misalnya kipas angin. Ini yang harus dilakukan karena covid-19 ini kan yang ditularkan melalui udara," kata dia.

Tak hanya itu, dia mengimbau sekolah memberi opsi kepada guru dan murid yang sedang tidak dalam kondisi fit untuk belajar atau mengajar secara daring.

Baca juga : IKN Pikat Investor Industri Pangan Dan Infrastruktur

"Bagaimanapun kondisi saat ini tidak boleh lengah, apalagi ada orang yang berpikiran sudah terinfeksi berkali-kali tidak apa, pemikiran ini yang sangat berbahaya dan risikonya sangat besar terutama penurunan kesehatan," tegas dia.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rany Mauliani mengatakan, tidak mudah mengambil keputusan untuk proses belajar siswa di masa pandemi ini. Terlebih ketika di sekolah ditemukan kasus Covid-19.

“Namun keputusan (penghentian PTM) dikembalikan ke pihak sekolah. Tindakan lockdown biasanya untuk men-tracing perihal paparan dan menemukan kemungkinan terpaparnya di mana, agar bisa segera mengambil tindakan yang tepat untuk mensterilkan lingkungan sekolah,” kata Rany kepada RM.id Jumat (22/7).

Politisi Partai Gerindra ini menyebut, PTM 100 persen bisa terus dilanjutkan setelah sekolah ditutup sementara. Rany mengimbau, agar para orangtua murid memastikan kondisi fisik anak-anaknya dalam kondisi fit ketika sekolah.

Baca juga : Anak 6 Tahun Ke Atas Kudu Divaksin Booster

“Karena mengatasi pandemi dan terus menjalankan proses belajar mengajar butuh bantuan dan kerja sama semua pihak. Seperti yang kita banyak lihat terkadang timbulnya kerumunan malah disebabkan berkumpulnya orangtua murid itu sendiri,” ujarnya.

Rany bilang, anak-anak sudah sangat mengalami kejenuhan dengan cara belajar online.

“Walau tidak semua ya, tapi kita juga harus memikirkan dampak psikologis bagi mereka yang terlalu lama sekolah tanpa tatap muka,” tandasnya.■

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.