Dark/Light Mode

Batasi Aktivitas Warga Seperti Di Korea Selatan

Corona Terus Menggila, Buruan Terapin Jam Malam Di Jakarta

Selasa, 1 September 2020 06:55 WIB
Ilustrasi pelanggar PSBB sedang mendapat hukuman dari petugas Satpol PP DKI Jakarta. (Rakyat Merdeka/Putu Wahyu Rama)
Ilustrasi pelanggar PSBB sedang mendapat hukuman dari petugas Satpol PP DKI Jakarta. (Rakyat Merdeka/Putu Wahyu Rama)

 Sebelumnya 
Tahap Warning

Pakar Kesehatan, Hermawan Saputra memprediksi, kapasitas tempat tidur di rumah sakit rujukan hampir penuh. Ini dengan asumsi peningkatkan kasus corona dalam sepekan terakhir begitu tinggi. “Saya pikir kapasitas rumah sakit di Jakarta sudah masuk tahap warning. Mungkin sekitar 90 persen kapasitas kamar terisi,” duga Hermawan.

Menurut Hermawan, kondisi seperti ini sudah mengkhawatirkan. Bukan tidak mungkin seluruh rumah sakit rujukan Co- vid-19 di Jakarta akan melebihi daya tampung dalam waktu dekat. Apalagi, jika penambahan kasus harian mencapai 1.000 orang tiap hari.

Baca juga : Dicoret Dari Timnas Inggris, Maguire Terancam Masuk Bui

Meskipun memang ada yang dirawat atau isolasi mandiri di rumah. Tetapi tetap saja kenaikan kasus dengan gejala berat butuh perawatan insentif. Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) ini mengingatkan, lonjakan kasus bukan semata masifnya tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Melainkan karena banyak aktivitas warga yang sudah dilonggarin.

“Ini karena aktivitas mulai terbuka seperti normal. Perkantoran pemerintah, swasta dan lain buka, makanya kasus naik,” pungkasnya.

Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan, situasi kacau tak bisa dihindari mengingat okupansi tempat tidur di rumah sakit makin meningkat. Dia menilai, puncak Covid-19 di Jakarta diperkirakan akan terjadi akhir September atau awal Oktober 2020.

Baca juga : Paksa Perusahaan Terapkan Kembali Kerja Dari Rumah

“Pasti rumah sakit kewalahan karena tidak bisa menampung pasien di Jakarta. Wilayah lain masih ada waktu dua bulan ke depan. Kalau tidak dimitigasi dari sekarang bisa lebih cepat lonjakan bebannya dan terjadi chaos di rumah sakit,” jelasnya.

Dicky memprediksi, jumlah kematian akan meningkat sekitar 100 orang per hari. Misalkan saja, ada 20 ruang Intensive Care Unit(ICU), tetapi yang antre 100 pasien. Yang antre 80 pasien itu kemungkinan meninggal karena tidak mendapat pertolongan.

Dia menyarankan, Pemprov DKI tak bergantung pada vaksin. Sebab, tidak ada pandemi yang berhasil dikendalikan karena vaksin. Satu-satunya cara menghambat penyebaran virus adalah dengan pelacakan, pengetesan, pengisolasian, dan perubahan perilaku dengan ketat dan cepat disiplin masyarakat.

Baca juga : Dokter Imbau Jangan Parno Hadapi Covid-19

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengakui, tingkat okupansi rumah rumah sakit rujukan di Jakarta sudah melebihi setengah kapasitas. Saat ini sudah terisi hampir 70 persen. Menurutnya, peningkatan kasus positif Covid-19 di Jakarta, selain karena tes yang masif, juga sudah banyak pembatasan aktivitas yang dilonggarkan.

Kondisi saat ini meningkat dibandingkan bulan lalu. Diungkapkannya, sebagian besar tempat tidur di ruang isolasi maupun di kamar ICU 67 rumah sakit rujukan Covid-19 sudah terisi. “Naik, hampir 70 persen,” ujarnya.

Widyastuti sedang berupaya meningkatkan kapasitas tempat tidur dan infrastrukturnya di rumah sakit rujukan Covid-19, termasuk sumber daya manusianya. “Kami juga harus menguatkan SDM (Sumber Daya Manusia) dengan merekrut yang profesional untuk membantu layanan kami. Dinas Kesehatan menambah kapasitas ICU,” paparnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.