Dark/Light Mode

Odong-odong Di Jalanan Kota

Sabtu, 11 Desember 2021 14:54 WIB
Tantan Hermansah, Doktor Sosiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pengampu MK Sosiologi Perkotaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Anggota Komisi Infokom MUI Pusat
Tantan Hermansah, Doktor Sosiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pengampu MK Sosiologi Perkotaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Anggota Komisi Infokom MUI Pusat

 Sebelumnya 
Ada bermacam-macam odong-odong. Ada yang dikayuh manual menggunakan tenaga orang yang membawanya; ada juga yang bermesin. Odong-odong bermesin lebih disukai saat ini, karen dengan beberapa modifikasi, bisa melakukan perjalanan jauh dan muat banyak.

Sebelum menggunakan model transportasi berbasis mesin, dalam hal ini mobil, dulu yang suka keliling seperti itu adalah delman atau andong. Kendaraan ini berkeliling membawa penumpangnya dalam rangka mencari sedikit rejeki. Zaman yang berubah kemudian memunculkan odong-odong tipe baru ini.

Pandemi telah membuat odong-odong ini semakin banyak melata di jalanan kampung. Apalagi ketika orang-orang dilarang berpergian jauh, terutama ke jalan besar. Akhirnya jalanan-jalanan di kampung-kampung kemudian menjadi tempat odong-odong beroperasi.

Baca juga : Ondel-Ondel Di Perkotaan

Kadang ada tulisan di kendaraan mereka itu seperti: “Wisata Desa”; “Wisata Ceria”, dan sebagainya. Mereka bisa beroperasi dari pagi sampai sore, membawa penumpangnya berkeliling, baik keliling kampung maupun keliling pinggiran desa.

Namun kemudian sebagaimana fitrahnya manusia, kalau rutenya itu-itu saja, lama-lama odong-odong itu juga akan kehilangan penumpang. Penumpang bosan, karena odong-odong tidak lagi menyuguhkan pengalaman baru. Di sinilah potensi masalah besar timbul.

Ketika para penumpang itu tidak puas dengan rute yang itu saja, sekarang odong-odong mulai berani memasuki jalan raya. Tentu saja keadaan ini sangat membahayakan, baik penumpang di odong-odong itu, maupun kendaraan lainnya. Karena banyak odong-odong yang dimodif dari kendaraan yang sudah rusak, yang tentu saja tidak laik pakai. Sehingga kendaraan ini rawan mogok, apalagi sisi keamanannya sangat-sangat rendah.

Baca juga : Learning Loss dan Masa Depan Kota

Mengapa kita penting memperhatikan persoalan odong-odong ini? Ada beberapa hal yang kemudian harus kita cermati. Pertama, odong-odong bukan transportasi publik legal. Maka kendaraan ini mengangkut penumpang dengan ilegal;

Kedua, dari sisi keselamatan dalam berkendaranya, pun kita bisa memperhatikan berisiko tinggi. Mereka duduk berhimpitan dengan jumlah yang sangat banyak.

Ketiga, apalagi di masa pandemi ini, sering saya lihat selain tidak ada jarak, juga tidak menerapkan prokes secara menyeluruh.

Baca juga : Peserta Honda DBL Antusias Jalani Vaksinasi

Keempat, fenomena odong-odong di pinggiran dan kemudian masuk ke kota itu bisa memberikan edukasi negatif kepada anak-anak yang ada di dalam odong-odong tersebut. Karena dalam jangka panjang, anak-anak ini merasa tidak salah menaiki kendaraan yang tidak legal untuk “berkeliaran” di jalan raya. Apalagi ketika mereka naik odong-odong itu pun ditemani orang tuanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.