Dark/Light Mode

Jelang Nataru, BIN Gelar Vaksinasi Di 18 Provinsi (Dari Sumsel Hingga Papua Barat)

Ingat, Perang Melawan Covid-19 Belum Tamat

Senin, 13 Desember 2021 08:10 WIB
Di samping standing baner “Vaksin Halal & Aman”, Kepala BIN, Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan memantau langsung vaksinasi secara door to door bagi masyarakat. (Foto: Dok. BIN)
Di samping standing baner “Vaksin Halal & Aman”, Kepala BIN, Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan memantau langsung vaksinasi secara door to door bagi masyarakat. (Foto: Dok. BIN)

 Sebelumnya 
“Mari kita semua awasi. Tahan kenaikan kasus dengan jaga protokol kesehatan,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, dalam keterangan tertulis, kemarin.

Terakhir, Jhonny mewakili pemerintah meminta masyarakat agar selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan. Dia yakin kedisiplinan masyarakat menjadi hal penting untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19 yang lebih tinggi ke depannya.

Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mengingatkan pandemi Corona belum usai. Menurutnya, capaian vaksinasi yang sudah tinggi, tidak lantas membuat pemerintah dan masyarakat abai. Virus Covid-19, kata dia, belum sepenuhnya minggat dari bumi pertiwi.

Baca juga : Vaksinasi Hambat Penularan Omicron

Dicky menjelaskan, ancaman varian Delta pun sebenarnya belum selesai. Soalnya, ada sekitar 30-40 persen penduduk Indonesia yang belum imun. Entah karena pada usia dewasa capaian target vaksinasi belum tercapai. Serta pada usia anak juga masih banyak yang belum mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Selain itu, ada ancaman varian Omicron. Di negara-negara yang terdampak, varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan ini banyak menginfeksi anak-anak.

“Meski survei 80 persen penduduk sudah terinfeksi dan punya antibodi tapi itu tidak menjamin, dengan Omicron bisa terinfeksi lagi,” kata Dicky, melalui pesan suara, kemarin.

Baca juga : Hadapi Nataru Makin Tenang

Dicky mengungkapkan, jika melihat klasifikasi level transmisi Corona dari WHO, Indonesia sebenarnya masih ada kasus Covid-19 di masyarakat, tapi tidak terdeteksi. Kata dia, angka kasus Covid-19 yang ada saat ini bukanlah yang sesungguhnya terjadi di tengah masyarakat.

“Kasus rendah itu disebabkan testing Covid-19 kita masih rendah, surveilans genomik kita masih rendah,” ungkapnya.

Karena itu, ia meminta selain 3T dan 5M, pemerintah juga mendorong pencapaian target vaksinasi Covid-19. Selain itu kategori kelompok tertentu juga sudah harus mendapatkan vaksin booster. “Setidaknya 80 persen dari total penduduk harus sudah di vaksinasi dua dosis. Yang kategori usia rawan sudah mendapatkan booster,” jelas Dicky. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.