Dark/Light Mode

PGRI MOU Dengan ESQ

Ary Ginanjar: Guru Terdepan Hadapi Tantangan Dunia Pendidikan

Rabu, 23 Maret 2022 13:58 WIB
Founder ESQ Ary Ginanjar saat Konferensi Kerja Nasional III Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) 2022 serta MOU antara ESQ Leadership Centre di Yogyakarta, Senin (21/3).
Founder ESQ Ary Ginanjar saat Konferensi Kerja Nasional III Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) 2022 serta MOU antara ESQ Leadership Centre di Yogyakarta, Senin (21/3).

 Sebelumnya 
Kata Ary, guru tidak bisa lagi directive mengajar anak-anak. Anak-anak harus dilakukan apa yang disebut enabling. Enabling adalah pemberdayaan. Itulah mugkin konsep dasar yang disebut dengan merdeka belajar.

"Tetapi tidak cukup hanya dengan kurikulum dalam merdeka belajar. Tetapi cara guru mengajar atau metodologi guru, itu kuncinya," lanjut Ary.

Menurutnya, ini seperti pepatah yang mengatakan bahwa kurikulum materi itu bagus, tetapi lebih penting lagi adalah metodologi. Metodologi itu bagus, namun yang lebih penting adalah jiwa sang guru.

Baca juga : Anis Matta : Pertanda Bakal Ada Tatanan Dunia Baru

"Spirit sang guru itu jauh lebih penting. Kita harus bisa mentransformasi metodologi pendidikan kita. Tidak bisa lagi kita hanya directive, instruktif dan teaching. Mengapa? Karena sudah ada semua di internet," ucapnya.

Dia ingin, guru jangan lagi memakai cara mengajar dengan outside-in yaitu memberikan materi kepada murid, lalu diminta murid menghafal dan menguasai. Ke yang harus dilakukan adalah enabling yaitu transformasi.

"Jadi transformasi bukan hanya kepada materi dan bukan hanya kurikulum. Transformasi kepada metodologi belajar. Guru punya kompetensi dan kemampuan luar biasa. 10 menit sampai 15 menit ketemu guru maka orang akan terinspirasi. Inilah yang disebut enabling," lugasnya.

Baca juga : Innalillahi, Arifin Panigoro Meninggal Dunia Di Amerika

Pertanyaannya adalah apakah metode itu? tanya Ary, metodenya unik. Bukan mengajari tapi justru bertanya. Bertanya apa yang anda baca, kemudian apa yang anda ingin wujudkan, dan seperti apa harapannya. Inilah yang disebut metode Coaching 3.0 yaitu coaching yang akan mengembangkan IQ saja tapi juga EQ kecerdasan emosional juga SQ kecerdasan spiritual.

"Maka dengan cara seperti itu, mau ada apapun modul yang ada di komputer, kita siap untuk terdepan karena kita siap untuk menchallenge mereka. Guru akan menjadi seorang challenger. Maka dengan cara seperti itu, insya Allah guru akan tetap terdepan," pungkasnya.

Dalam acara itu , PB PGRI melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan ESQ Group. Penandatanganan komitmen dan kesepakatan kedua belah pihak ini dilakukan oleh Unifah Rosyidi, Ketua Umum PB PGRI dan Ary Ginanjar Agustian selaku pimpinan ESQ Leadership Centre.

Baca juga : Ini Alasan Serangan Rusia Ke Ukraina Bisa Picu Perang Dunia Ketiga

MOU ini bertujuan untuk pembangunan karakter, atau Emotional Spiritual Quotient kepada pengurus dan anggota PGRI.

"Pak Ary ini jagonya mengisi hati orang-orang seluruh Indonesia termasuk para guru, kita akan berkolaborasi bersama untuk mengisi hati kita supaya tetap hidup semangat penuh kasih sayang dan memajukan pendidikan di Indonesia. Serta mewujudkan Indonesia Emas 2045," hara Unifah. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.