Dark/Light Mode

Apel Siaga Perubahan, Tak Perlu Khawatir Kehadiran Koalisi Anies

Rabu, 19 Juli 2023 06:40 WIB
Calon Presiden Anies Baswedan saat pidato politik di acara Apel Siaga Perubahan, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (16/7). Foto: Istimewa
Calon Presiden Anies Baswedan saat pidato politik di acara Apel Siaga Perubahan, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (16/7). Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Pidato politik bakal Calon Presiden (Capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menggaungkan semangat perubahan demi mewujudkan persatuan dan keadilan sosial bersama. Anies menyampaikan itu dalam acara Apel Siaga Perubahan, Minggu (16/7).

Pengamat menilai, Pemerintah tak perlu khawatir dengan kemunculan koalisi dan narasi perubahan.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam memandang, pidato Anies sebagai penyampaian dan penegasan sejumlah pesan tentang pentingnya keadilan sosial dalam konteks pembangunan di Indonesia.

"Anies seperti menegaskan kembali bahwa gelora perubahan dan perbaikan dalam konteks Indonesia ke depan. Tidak boleh lagi kemudian bersifat diskriminatif dan tidak memberikan ruang yang setara bagi elemen masyarakat yang ada di Indonesia," kata Umam, Rabu (19/7).

Baca juga : Teken Kerja Sama EBT, Pertamina NRE Perkuat Kolaborasi Transisi Energi

 Ia menilai, pidato politik yang dikemas dalam materi doa adalah kritik sosial yang menjadi nafas narasinya tentang ekonomi dan kesejahteraan.

Juga terkait penegakan hukum dan keadilan sosial hingga ruang demokrasi yang belakangan kerap mengalami gesekan. Keadilan sosial dalam konteks ini ia coba aplikasikan ke sejumlah segmen atau sektor kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Sehingga menjadi titik pembeda dari apa yang digaungkan oleh Capres dan koalisi lainnya, menjadi distinguished variable atau variabel pembeda antara Anies dengan Capres yang lain," tutur Umam.

Ia juga menyoroti gaya penyampaian karakter nasionalis religius Anies, lewat gelaran parade budaya dari berbagai daerah di seluruh provinsi di Indonesia adalah hal yang menarik.

Baca juga : Gaet Jepang, RI Perkuat Pasar Kendaraan Listrik Di ASEAN

Parade budaya dinilainya sebagai sebuah pesan kebangsaan, bahwa dalam ruang politik dan demokrasi saat ini tidak perlu adanya pembelahan atau polarisasi, hanya karena perbedaan identitas budaya dan agama.

Kata Umam, semua poin itu disampaikan dalam satu argumen yang agamis. Bahwa semua gagasan dan ikhtiar diiringi dengan tawakal, bahwa semua usaha itu dilakukan sebagai bentuk persistensi atau kegigihan dalam melakukan ikhtiar, yang kemudian di-wrap up dengan tawakal atau berserah kepada Tuhan.

Pada pesan selanjutnya, Anies juga menyampaikan bahwa tidak ada jalan lunak untuk mencapai kemenangan. Sehingga, perjuangan ini bukan sesuatu yang mudah. Harus melewati ujian atau tempaan agar menjadi pribadi, dalam konteks bangsa, yang lebih kuat.

"Karena bagaimana pun juga, diakui atau tidak, framing opini publik telanjur dikesankan bahwa koalisi perubahan dianggap sebagai elemen kekuatan atau antitesa dari Pemerintah. Meskipun di saat yang sama selalu dia sampaikan dalam beberapa kesempatan, perubahan itu bukan berarti menihilkan capaian-capaian dari pemerintah saat ini," kata Umam.

Baca juga : Jerry Sambuaga: AMPI Solid, Tegak Lurus Kawal Airlangga Hartarto

Dosen ilmu politik dan studi internasional Universitas Paramadina ini menilai narasi perubahan dan keberlanjutan itu ada memiliki konteks dan makna lebih lanjut. Karena menurutnya, dalam setiap proses selalu ada titik kurang, yang kemudian harus dievaluasi dan diperbaiki sebagai bagian dari proses keberlanjutan.

Sehingga perubahan dan keberlanjutan sebenarnya dua hal yang memiliki ruang yang setara. Pemerintah seharusnya tak perlu khawatir, seolah-olah Koalisi Perubahan ini akan menghilangkan capaian atau legacy pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Sebagaimana Pak Jokowi melanjutkan apa yang dilakukan oleh Presiden SBY dan begitu pula SBY melanjutkan dari Pemerintahan sebelumnya. Jadi tidak ada hal yang perlu ditakuti dari konteks narasi-narasi itu," pungkas Umam.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.