Dark/Light Mode

Partai Pemerintah Berebut Budiman

Minggu, 27 Agustus 2023 09:15 WIB
Budiman Sudjatmiko bersama Ketua Umum Prabowo Subianto. (Foto: Antara)
Budiman Sudjatmiko bersama Ketua Umum Prabowo Subianto. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah resmi dipecat PDI Perjuangan (PDIP), aura Budiman Sudjatmiko ternyata masih kuat. Terbukti, dua parpol pemerintah kini membuka pintu selebar-selebarnya bagi Budiman untuk berlabuh di partainya. Sayangnya, Budiman sampai masih jual mahal.

Ajakan pertama datang dari Partai Gerindra. Partai yang dinakhodai Prabowo Subianto ini, terang-terangan menawarkan agar Budiman bergabung dengan Gerindra. Tawaran itu, dilontarkan Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon.

"Tapi, kita tidak ingin seolah-olah seperti itu. Jadi, kita itu tergantung yang bersangkutan," kata Fadli, di Jakarta, kemarin.

Fadli mengaku sudah kenal cukup lama. dengan Budiman. Tepatnya, sejak keduanya masih aktif di pergerakan mahasiswa. Komunikasi secara personal masih berjalan baik.

"Kita tunggu saja apa keputusannya. Apakah tidak berpartai dulu, apakah nanti mau bergabung dengan salah satu partai, atau bergabung dengan Gerindra," tutur mantan wakil ketua DPR itu.

Tak hanya Gerindra, PKB juga terang-terangan siap menerima Budiman jika ingin bergabung. Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid menyebut, partainya dengan senang hati menyambut Budiman. Terlebih, ia menilai ada kecocokan.

Baca juga : Penuhi Kebutuhan Domestik, Pemerintah Genjot Pasokan Gas

Jazilul bahkan menyebut, masih ada waktu jika Budiman ingin bergabung. "Mudah-mudahan cocok, gitu kan. Saya pikir cocok. Atau beliau nyaleg atau tidak. Ya, kalau mau nyaleg di PKB, silakan. Masih ada waktu," katanya.

Sementara itu, politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno mengaku tidak peduli bila sekarang Budiman jadi rebutan. Setelah ditendang dari partai, Hendrawan bilang, Banteng sudah tidak ada urusan lagi dengan Budiman.

"Sudah bukan urusan kami. Uji reputasi dan konsistensi sudah selesai," tegas Hendrawan.

Bagaimana dengan Budiman? Saat dikontak Rakyat Merdeka semalam, sayangnya Budiman tak memberikan respon. Eks aktivis '98 itu, tak menjawab telepon maupun pesan WhatsApp yang dikirim ke nomor pribadinya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah memahami kebatinan Budiman. Maklum, dirinya juga pernah dipecat oleh PKS. "Menarik menonton wawancara-wawancara Mas @budimandjatmiko, semoga tetap sehat. Sebagai orang yang pernah dipecat partai, saya mengerti situasinya," kata Fahri.

Karena memiliki pengalaman yang sama, mantan wakil ketua DPR itu berpesan agar Budiman tak buru-buru menentukan partai. Menurutnya, lebih baik Budiman mengambil jeda, untuk menenangkan pikirannya.

Baca juga : Pevita Pearce, Debut Sebagai Sutradara

"Jadi, kalau sekarang lebih baik beliau memikirkan suatu jeda yang memungkinkannya bisa membangun kembali kekuatannya. Barulah setelah itu memutuskan bergabung atau sendiri, seperti PRD dulu," imbuhnya.

Fahri memandang, saat ini Budiman dapat memikirkan keputusannya soal bergabung partai atau mendirikan partai seperti yang dilakukannya saat membangun Partai Rakyat Demokratik (PRD) di era Soeharto dulu.

"Budiman adalah seorang tokoh muda pemberani yang jauh lebih berada di depan di dalam membangun kekuatan politik menghadapi rezim otoriter," kata Fahri.

Sebelumnya, Budiman dipecat PDIP karena mendukung Prabowo. Surat itu berisi pemberian sanksi kepada Budiman yang ditandatangani oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

Salah satu poin surat tersebut menyatakan terkait pemberian sanksi organisasi berupa pemecatan. "Memberikan sanksi organisasi berupa pemecatan kepada Sdr. Budiman Sudjatmiko, M.A. M.Phil. dari keanggotaan Partai Demokrati Indonesia Perjuangan," bunyi salah satu poin surat tersebut.

Menanggapi pemecatan itu, Budiman hanya bisa berterima kasih atas segalanya kepada PDIP. "Saya cuma mau bilang bahwa saya sudah menerima suratnya dan terima kasih untuk semuanya," kata Budiman, Jumat (25/8).

Baca juga : Pengusaha Ogah Budi Daya

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai wajar saat ini Budiman jadi rebutan. Di tahun politik, akan banyak partai yang ingin tampil sebagai pahlawan terhadap seorang politisi yang dipecat partainya.

Dedi mengakui, PDIP memang dalam kondisi dilematis. Tidak melakukan pemecatan, tapi Budiman sudah keluar melakukan pelanggaran keras. Sementara, Budiman memilih tidak bersedia mundur dari partai, padahal sudah terang-terangan ambil sikap yang berbeda.

"Budiman seharusnya keluar lebih dulu dari PDIP baru kemudian deklarasikan dukungan. Jika itu yang ia lakukan, maka benar Budiman merupakan politisi ksatria," ulas Dedi, tadi malam.

Soal karir politik Budiman, Dedi menilai Budiman cocok untuk bergabung dengan Gerindra atau PSI. Namun, sebagai politisi yang sudah deklarasi dukung Prabowo, harusnya Budiman masuk Gerindra.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.