Dark/Light Mode

Kata Hasto

Jokowi Dan Megawati Satu Tarikan Napas

Selasa, 26 September 2023 08:55 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bersama Presiden Jokowi. (Foto: PDIP)
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bersama Presiden Jokowi. (Foto: PDIP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah Kaesang Pangarep resmi berlabuh ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI), hubungan antara Presiden Jokowi dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri kembali diterpa isu miring. Jokowi dan Mega, digosipkan semakin tidak akur. Namun, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membantah gosip tersebut. Kata Hasto, Jokowi dan Mega berada dalam satu tarikan napas.

Kabar kalau Jokowi dan Mega berseteru muncul lewat sebuah video singkat yang tersebar di media sosial dan pesan What'app (WA). Dalam video itu dinarasikan bahwa Mega marah besar ketika mengetahui, rencana Kaesang yang merupakan putra bungsu Jokowi akan gabung ke PSI.

Dalam video itu juga disebutkan, kalau Mega kemudian memanggil sejumlah elite Banteng ke kediamannya di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat tanggal 21 September 2023. Tepatnya, 2 hari sebelum Kaesang menerima Kartu Tanda Anggota (KTA) dari elite PSI di kediaman rumah Jokowi di Solo, Jawa Tengah.

Kepada anak buahnya, Mega disebut dalam video itu marah besar terhadap Jokowi yang membiarkan anaknya bergabung dengan partai lain di luar PDIP. Padahal Jokowi dan anak sulungnya, Gibran Rakabuming merupakan kader PDIP. Apalagi, PDIP selama ini berkontribusi besar atas kemenangan Jokowi dalam 2 kali Pilpres, termasuk memuluskan jalan Gibran dan Bobby Nasution maju di Pilkada 2022

Setelah video itu viral, Hasto buru-buru meluruskan. Hasto membantah ada pertemuan antara Mega dengan elite Banteng di Teuku Umar. Justru yang terdengar cuma ada pertemuan Tim Mawar.

"Pertemuan itu tidak ada. Mungkin yang dimaksudkan tim mawar," jawab Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Dipenogoro, Jakarta, Senin (25/9/2023).

Baca juga : Isu Kaesang Masuk PSI, Begini Sikap Jokowi dan Aturan PDIP

Hasto juga membantah bila hubungan Mega dengan Jokowi saat ini tengah berseteru. Hasto memastikan hubungan keduanya tetap baik hingga saat ini.

"Ibu Mega, Pak Jokowi, itu krek, punya emotional bonding, punya desain masa depan," tambah Hasto.

Apa buktinya? Hasto lantas mencontohkan pembentukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Hasto bilang, berkat ide keduanya, BRIN dapat terbentuk.

Hasto mengaku heran, karena masuknya Kaesang ke PSI, maka muncul isu liar yang tak jelas sumbernya. Termasuk pandangan yang menilai, Jokowi lebih pro ke Prabowo Subianto ketimbang Ganjar Pranowo.

Hasto menegaskan, hubungan Jokowi dan Banteng termasuk Mega, telah terjalin lama. Sejarahnya panjang. "Politik itu jangan melihat apa yang tampak dipermukaan, lihat hubungan batinnya. Komitmen terhadap masa depan, komitmen terhadap rakyat," tegas politisi asal Yogyakarta itu.

Begitu juga dengan Mega dan Jokowi. Dibeberkan Hasto, kedua negarawan itu berada dalam satu napas sejarah. "Melihat Presiden Jokowi, Ibu Mega, PDI Perjuangan itu dalam satu napas sejarah yang panjang dan itu yang akan dilakukan," terang dia.

Baca juga : Kaesang Minta Restu Ke PSI, Jokowi: Saya Bilang Tidak Pun, Akan Tetap Jalan

Karena itu, Hasto menggaransi keduanya saling bertukar informasi mengenai siapa yang pantas melanjutkan estafet pemerintahan yang sekarang. Termasuk mencari sosok yang baik dan bijaksana, bijaksana dan baik.

"Sosok yang bisa memimpin dari keluarganya, kemudian memimpin masyarakatnya dari Jawa Tengah dan kemudian memimpin Indonesia rakyat kita," papar Hasto.

Politik, diakui Hasto harus melihat hal-hal yang fundamental. Bukan yang sekadar tampak, tapi juga melihat strategi yang tidak tampak.

"Ya publik boleh berpendapat, rakyat lah yang menentukan. Namun bagi PDIP Pak Ganjar Pranowo (Capres PDIP) itu hasil dari gemblengan PDIP yang menyatu dengan rakyat, gemblengan Ibu Megawati Soekarnoputri dan juga Bapak Presiden Jokowi," tekan Hasto.

Sebelumnya, politisi PDIP Deddy Sitorus mengungkap hubungan Mega dan Jokowi setelah Kaesang memilih bergabung dengan PSI. Menurutnya, hubungan Mega dan Jokowi tetap harmonis.

"Soal hubungan saya kira baik-baik saja, nggak ada masalah. Itu kan interpretasi orang dan orang bebas berimajinasi dan berinterpretasi," kata Deddy dalam sebuah acara diskusi di Pejaten, Jakarta, Sabtu (22/9/2023) lalu.

Baca juga : Etapas-Cadas Ingin Menangkan Prabowo Satu Putaran

Deddy lantas menuturkan PDIP saat ini lebih fokus memenangkan bakal Capres Ganjar Pranowo. "Jadi kami tidak mau lah sibuk-sibuk masuk dalam framing-nya orang ini seperti apa. Ya silakan. Kami ini berpolitik dengan keyakinan dengan ideologi dengan kerja keras bukan kerja cemas," tuturnya.

Ketua DPP PDIP Said Abdullah menyatakan, hebohnya berita Kaesang Gabung ke PSI M merupakan hal wajar. Mengingat jejak politik Jokowi dan keluarga sejak 20 tahun lalu selalu bersama PDIP. Ditambah lagi dengan aturan internal PDIP bahwa satu keluarga tidak boleh berbeda pilihan politik.

"Kaesang memang benar merupakan anak Presiden Jokowi, yang merupakan kader PDI Perjuangan. Namun Kaesang, saat ini secara administratif dari Kartu Keluarga misalnya, telah membentuk keluarga sendiri. Sudah menjadi keluarga lain. Jadi, secara normatif tak ada hal yang luar biasa,” bebernya.

Namun, Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komaruddin menyebut bergabungnya Kaesang ke PSI merupakan sinyal Jokowi sudah merasa tak nyaman di PDIP. “Kelihatannya Jokowi tidak nyaman (di PDIP). Kelihatannya sedang ada hubungan tidak bagus antara Jokowi dengan Megawati,” pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.