Dark/Light Mode

Jangan Takut Divaksin, Tubuh Jadi Kebal dari Penyakit

Jumat, 2 Oktober 2020 16:31 WIB
Dialog soal vaksin yang diadakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dan disiarkan melalui kanal YouTube FMB9, Kamis (1/10). (Foto: Satgas Covid-19)
Dialog soal vaksin yang diadakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dan disiarkan melalui kanal YouTube FMB9, Kamis (1/10). (Foto: Satgas Covid-19)

 Sebelumnya 
Untuk mengatur penyediaan vaksin pemerintah sudah menyiapkan UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dimana mengatur setiap anak berhak mendapatkan imunisasi dasar sesuai ketentuan untuk mencegah terjadi penyakit yang dihindari melalui imunisasi.

Melalui Permenkes No. 12 Tahun 2017 pemerintah akan menyediakan dan mendistribusikan semua logistik yang berhubungan dengan imunisasinya mulai vaksinnya, alat suntiknya, safety box dan sebagainya.

Baca juga : Kemenkes Minta Pemda Bangun RS Khusus Jika Pasien Corona Melonjak

Khusus untuk vaksin Covid-19 sejauh ini pemerintah menyiapkan roadmap agar vaksin tersedia tepat waktu.

“Untuk jangka pendek Pemerintah telah melakukan diplomasi dengan berbagai pihak dalam penyediaan vaksin. Sementara jangka panjang dilakukan pengembangan vaksin Merah Putih, produksi dalam negeri," jelas Vensya.

Baca juga : Kasus Positif Nanjak 4.317, Totalnya Jadi 295.499

Terkait vaksinasi pada anak, Ketua Bidang Humas dan Kesejahteraan Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Hartono Gunadi menyatakan perlunya edukasi para orangtua agar memiliki pemahaman terhadap imunisasi, tanpa takut anaknya akan tertular penyakit-penyakit infeksi berbahaya yang harusnya bisa dicegah dengan imunisasi.

Ia mengatakan oangtua perlu paham, menerima dan mempunyai sikap yang baik terhadap imunisasi. Salah satu pemahaman yang salah adalah demam yang timbul setelah seorang anak yang sehat diimunisasi, " tambah Hartono.

Baca juga : Moeldoko Acungi Jempol Penanganan Corona Di Yogyakarta

Hartono menyatakan berkembang anggapan bahwa imunisasi itu berbahaya. Padahal hanya 1 persen dari 100 persen jumlah anak yang diimunisasi yang kemungkinan menderita demam. "Efek sampingnya itu sangat ringan bersifat sementara dan dapat hilang dengan pengobatan sederhana dibandingkan komplikasi yang dapat ditimbulkan bila anak tidak mempunyai kekebalan," pungkas Hartono.[SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.