Dark/Light Mode

Investor Mau Guyur RI Rp 60 Triliun

Kinerja Infrastruktur Bakal Menggeliat Lagi

Minggu, 9 Mei 2021 05:15 WIB
Ilustrasi (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar).
Ilustrasi (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar).

 Sebelumnya 
Dia menyebutkan, dalam jangka menengah panjang, Indonesia masih membutuhkan dana infrastruktur setidaknya hingga 450 miliar dolar AS (Rp 6.431,8 triliun). Sedangkan, kemampuan APBN hanya bisa memenuhi setengahnya, yakni 200 miliar dolar AS (Rp 2.858,5 triliun). Sehingga sisanya diharapkan bisa didatangkan dari investasi.

Untuk itu, Pemerintahan Presiden Jokowi tengah mempersiapkan langkah besar untuk mengundang investor global mau berinvestasi di Indonesia me­lalui INA. Salah satunya adalah proyek peningkatan kapasitas pada sejumlah aset negara untuk ditawarkan kepada investor.

Beberapa aset tengah dipersiapkan pemerintah tersebut bersumber dari BUMN Karya, Telekomunikasi dan Informasi, hingga sektor perbankan. Misalnya di sektor infrastruktur, ada bandara, pelabuhan, dan jalan tol.

Baca juga : Terima Uang Rp 9,5 Miliar dari Proyek Infrastruktur, Sri Wahyumi Ditersangkakan KPK Lagi

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menuturkan, pem­bangunan infrastruktur tidak saja dilakukan oleh BUMN Karya. Di sini pemerintah juga mem­berikan tempat bagi perusahaan global untuk ambil bagian dalam penggarapan proyek tersebut.

“Setidaknya di dua tahun per­tama, kami akan fokus pada aset infrastruktur. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Seperti jalan tol, bandara, dan pelabu­han, saya pikir itu sangat jelas,” tegas Tiko, sapaan akrabnya.

Pengamat BUMN sekaligus Managing Director Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LM FEB UI) Toto Pranoto menyambut baik kabar gembira tersebut. Menurutnya, guyuran dana segar itu nantinya, bakal mendorong kebangkitan kinerja PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan kawan-kawan yang tergolong dalam BUMN Karya.

Baca juga : Menkominfo Perkuat Infrastruktur Digital 4G Di Natuna

“Saya optimis di 2021 divesta­si akan cukup baik. Demikian pula kesiapan INA untuk masuk ke sektor infrastruktur, akan jadi alternatif bagus buat BUMN Karya,” katanya kepada Rakyat Merdeka.

Toto bilang, divestasi aset menjadi keharusan bagi BUMN Karya untuk memperkuat cash flow. “Artinya setelah menyelesaikan satu project, maka Waskita harus divestasi project supaya ada modal buat pekerjaan berikutnya,” terang dia.

Toto memproyeksi, jika ren­cana divestasi 9 ruas tol yang dimiliki Waskita berhasil, maka perseroan bisa mengantongi dana senilai Rp 11 triliun. Di mana dana ini bisa menjadi dana perputaran bisnis Waskita. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.