Dark/Light Mode

Amerika, China Dan Yang Lain sedang Perang Vaksin

Kiai Said: Kita Penonton

Kamis, 24 Juni 2021 07:30 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj. (Foto: Istimewa)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj menyoroti perang vaksin antara Amerika, China dan negara besar lainnya. Sementara itu Indonesia cuma bisa jadi penonton saja.

Hal itu dikatakan Said Aqil saat berpidato secara virtual di acara Haul Emas KH Wahab Chasbullah ke-50 yang disiarkan di kanal YouTube NU Channel, kemarin. Dia berpidato setelah Presiden Jokowi.

Tanpa basa-basi, Said Aqil langsung mengeluarkan seluruh kegelisahannya melihat dinamika vaksin saat ini. Apalagi Indonesia belum juga mampu membuat vaksin. Padahal, Corona sudah bermutasi lebih berbahaya dari sebelumnya.

Baca juga : Andika Atau Yudo Yang Jadi Panglima TNI? Ini Kata Istana

“Kita ini hanya jadi penonton, bisanya cuma importir, itu pun apakah uangnya dapat dari utang atau dari mana, nggak tahu saya, atau dapat dari potong-potong anggaran barangkali,” kata Said Aqil.

Kiai bergelar profesor itu mengingatkan, potensi Indonesia bisa didikte oleh negara-negara produsen vaksin Corona di masa depan. Sebab, saat ini dunia tengah memasuki era perang baru, yakni perang biologi yang berbentuk perang vaksin antarnegara akibat virus asal Wuhan itu.

“Industri vaksin akan menjadi panglima yang dapat menguasai kebijakan suatu negara. Kita akan didikte oleh negara yang memproduksi vaksin,” ujar Komisaris Utama PT KAI itu.

Baca juga : Hari Ini Jakarta Dan Jateng Borong Penambahan Kasus Corona

Menurutnya, negara-negara yang mampu memproduksi vaksin akan menjadi pemenang dalam perang biologi ini. Sementara Indonesia, lagi-lagi cuma sebagai penonton karena baru bisa melakukan impor vaksin. “Kita belum mampu membuat vaksin yang pertama, tapi pandeminya udah meningkat ke level ketiga. Padahal varian baru ini butuh vaksin lebih canggih,” tegas Said Aqil.

Seperti diketahui, saat ini pemerintah sedang berusaha keras membuat vaksin. Namanya vaksin Merah Putih. Sejauh mana vaksin ini? Peneliti vaksin Merah Putih, Dominicus Husada mengatakan, telah berupaya semaksimal mungkin memproduksi vaksin made Indonesia. Namun, penelitian obat termasuk vaksin tidak mungkin cepat.

“Yang untuk Corona ini pun sudah versi cepat. Karena yang dituju itu manusia. Aspek keamanan tetap nomor satu. Sangat beda dengan di peternakan. Apalagi industri manufaktur,” beber Husada saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.