Dark/Light Mode

Sehari, 2.000 Nyawa Melayang

Corona Masih Menyeramkan

Rabu, 28 Juli 2021 08:00 WIB
Petugas mengangkat peti jenazah Covid-19 dibantu alat berat di pemakaman khusus Covid-19, Macanda, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (27/7/2021). (Foto: Antara/Abriawan Abhe)
Petugas mengangkat peti jenazah Covid-19 dibantu alat berat di pemakaman khusus Covid-19, Macanda, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (27/7/2021). (Foto: Antara/Abriawan Abhe)

 Sebelumnya 
Jubir Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, meskipun angka kematian tinggi, kebijakan PPKM Level 4 sudah menampakkan hasil yang lumayan. Kasus aktif, positivity rate, dan kasus harian sudah mengalami penurunan beberapa waktu terakhir.

Sementara angka kesembuhan juga diklaim mencatatkan peningkatan. Kasus aktif pada hari terakhir PPKM Darurat mencapai 18,65 persen. Angka ini turun menjadi 18,2 persen di masa PPKM Level 1-4. Kemudian, positivity rate turun dari yang sebelumnya 33,42 persen menjadi 31,16 persen.

Baca juga : Jateng Sumbang Kasus Kematian Terbanyak, Lampung Masuk 4 Besar

Penurunan juga terjadi pada kasus harian tertinggi. Pada periode PPKM Darurat penambahan kasus harian tertinggi mencapai 56.757 kasus. Hanya saja, angka kematian masih terus meningkat.

“Sayangnya jumlah kematian hingga pelaksanaan PPKM Level 1 sampai 4 masih terus mengalami peningkatan,” kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, kemarin.

Baca juga : Rumah Sakit Penuh, Banyak Pasien Corona Di Thailand Meninggal Di Jalan

Menurut dia, perpanjangan PPKM salah satunya dilakukan untuk meningkatkan upaya penurunan kasus kematian semaksimal mungkin.

Tingginya kasus kematian ini jadi perhatian serius Komandan PPKM Jawa-Bali Luhut Pandjaitan. Sabtu lalu misalnya, Luhut menggelar rapat koordinasi dengan para gubernur di Jawa Bali dan menteri terkait untuk menurunkan tigkat kematian akibat Corona.

Baca juga : Presiden Saja Tidak Dapat

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan angka kematian tinggi. Beberapa di antaranya adalah lambatnya penanganan lantaran pasien tak melapor. Di sebagian masyarakat masih ada anggapan terkena Corona sebagai aib.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.